Sunday, March 15, 2009

La Uch'tout ( Laskar Uchpil n' Kentout )

Di penghujung karir gua di SMA ini, gua menemukan, "the real meaning of friendship".
Di wajah-wajah pemuda sinting bernama Ginanjar Dwi Putranto, Fitang Budi Adhitya, dan Ahmed Kamel Pasha-lah, gua mendapatkan itu semua. Setelah itu, kami menamakan diri sebagai F4.

Tak mudah untuk menyandang gelar tersebut, dikarenakan berbagai hal seperti :
1. Kenyataan yang menjawab, tampang2 kita ber-4, kagak ada nyerempet-nyerempetnya sama boy band Taiwan itu.
2. Tiap hari, kita pegel kalo harus ngasih memo merah di loker musuh2 kita. Secara SMA 4 ga ada lokernya juga.
3. F4 itu, sampe kiamat 2x juga duitnya gag abis-abis. Sedangkan kita, kadang harus korban puasa Senin-Kamis dulu buat sekedar nonton sama gebetan.
Karena 3 alasan itu, kami mengurungkan niat menamakan diri F4. Dan membiarkan sang waktu yang akan menentukan apa nama yang kan kita sandang kelak. Seiring waktu bergulir, orang-orang pun menyebut kita "TELETUBBIES". Pahit...

Kami jelas sangat keberatan disamakan dengan 4 makhluk bodoh yang bisanya berpelukan doang itu, hingga pada suatu hari, 'Geng Kepompong' yang digawangi Faolima beserta gundik-gundiknya, mentasbihkan kami sebagai 'GENG UTUT'.

Kepanjangan dari Upil dan Kentut. Jadi hal paling logis yang mendasari mereka menjuluki kami dengan sebutan itu, dikarenakan 'Permainan Saling Memberi Semua Yang Ada Dalam Tubuh' yang kerap kami tunjukan pada warga XII ipa 2. Awal mulanya, tentu saja si Ginanjar ( Semua hal yang menjijikan di dunia ini, lahir dari pemikirannya ), yang dengan 'berat hati' memberikan upil kesayangannya kepada gua. Sekedar info, upilnya dia, setara dengan saripati upil dari 15 hidung orang yang dijadiin satu, kebayang kan bagaimana dahsyatnya keangkeran benda kecil berlendir kering itu. Dan parahnya lagi, tu upil kadang dihiasi dengan bulu hidung yang gua ga tau itu sengaja apa nggak, yang bikin gua jadi semangat untuk cepet-cepet lulus dan pergi jauh meningglakan dia. Walaupun sahabat, gua nggak perduli.

Insting gua untuk mempertahankan diri pun, keluar dengan begitu tampannya. Tanpa melalui pemikiran yang matang, gua langsung mengeluarkan zat berbentuk gas yang secara live muncul dari lubang pembuangan itu. Sontak, si Ginanjar yang yang idungnya udah bersih ( Otomatis penciumnannya kembali normal ), mencium semua kebusukan disekitarnya dan langsung berteriak "BU, INDRA KENTUUUT!!!"

Si Pasha, yang dari tadi anteng ( Karena tidur disertai mimpi basah ), tergugah dan kemudian terbangun. Melihat keadaan yang agak kacau, ia menguap "WOAAHHH..!!" Si Jarot alias Fitang alias Budi alias Adhit alias Alex, yang wajahnya tepat berada di depan mulut pangeran Pasha, shock!! Sambil terkejut, bukannya Istigfar, dia malah mengucap "NAJIS, BAU JIGONNG!!!"

Kejadian ini, terjadi disaat pelajarn PKN sedang berlansung dengan khidmatnya. Namun keheningan itu, dirusak oleh rentetan insiden menjijikan, yang dipergakan oleh ke-4 anak orang yang kecilnya nggak pernah diajarin yang namanya tata krama. Langsung, kritik pedas dari anak-anak yang dari rumah udah niat belajar, berterbangan di udara.
Khumaira : "DASAR, ORANG BISANYA NGUPIL DOANG!!"
Fanny :"LAGI BELAJAR JUGA, GANGGU AJAH"
Bunga : "HERAN GUA, INI KENTUT KOK NGGAK ILANG-ILANG YA?"
Ibu Aisyah :"PASHA, KAMU TIDUR LAGI ?"
Jarot : "NAJIS. PINDAH GUA AH! JAWA, GUA DUDUK SAMA LO..!"

Mulai dari kejadian itu, kami semua di cap makhluk yang paling tidak mengerti akan keindahan etika. Termasuk Jarot ( Karena sebelumnya dia telah manandatangani nota kesepakatan aliran skte sesat ini ), yang harus menanggung akibat, dari kelakuan amoral kami. Dan prestasi besar yang kami capai adalah : Dibenci hampir semua guru, yang mengajar di kelas.

Bravo, la uch'tout...

 
wajah F4 yang nggak kesampaian itu!

No comments:

Post a Comment