Saturday, October 31, 2009

Comfrendship : Makin Kompak Makin Sip..!!!

Udah lama nggak nulis lagi. Rutinitas tugas dan segala macemnya buat gua jadi nggak bisa stabil menyalurkan hasrat yang satu ini. Jujur, bisa nulis setiap hari susah banget, dan itu kini menjadi cita-cita sampingan gua selain satu lift macet sama Dian Sastro. Tapi ya sudahlah, walaupun frekuensinya agak berkurang, insya Allah kualitasnya ga ikut-ikutan kurang juga.Kemarin gua udah cerita tentang ospek level fakultas, nah sekarang jurusan. Dan pelaksanannya, jauh lebih ajip.

Ospek jurusan itu kalau di UNILA biasa dibilangnya malam keakraban atau MAKRAB. Dan makrab komunikasi kali ini dikasih tema Comfrendship. Kepanjangan dari 'makin kompak makin sip'. Namanya malam keakraban, tujuannya jelas untuk mengakrabkan hubungan antara senior dengan junior, dan makrab komunikasi dari dulu dikenal publik dengan seru-seruan, serta ketidakribetannya. Hal itu terbukti jelas, saat kita upacara pelepasan di FISIP.

Jurusan-jurusan lain, udah pada baris duluan. Dari jauh gua liatnya kaya mau ada pawai ke kantor kelurahan. Sosiologi, ilmu pemerintahan, administrasi bisnis, negara, D3, semua pake properti yang kurang lebih sama kaya pas Propti dan Inagurasi. Mereka pakai baju serba oranye yang bikin rusak mata, topi kerucut macam penyihir di sinetron-sinetron norak indosiar, dan asesoris-asesoris antah berantah yang gua berani jamin nggak akan meningkatkan kualitas tampang.

Nama komunikasi dipanggil, disuruh baris juga. It's our turn, to show to FISIP public, how beauty and handsome we are.

Kita jalan, lurus dengan rasa percaya diri bak para peraga iklan deodoran. Raut wajah diatur sedemikian rupa, sehingga pas dengan angle kamera yang mau motret kita. Berbeda dengan mereka yang orange- orange kaya anak the jak mania, kita full colour and absolutely full style. Jika lapangan FISIP adalah cat walk, maka kita anak komunikasi adalah model yang memperagakan koleksi busana dengan tema musim orientasi. Dan gua, seperti yang kalian kira tentunya. Paling depan, paling tampan !

Hegemoni itu berlanjut sampai kita berangkat. Perbedaan kualitas selera itu semakin melebar, saat kita anak komunikasi 2009 duduk manis di dalam bis, melihat mereka dinaikan dengan amat tidak terhormatnya ke sebuah kendaraan yang biasa digunakan untuk mendistribusikan hewan-hewan kurban, kendaraan yang fungsi sebenarnya diciptakan untuk mengangkut bahan bangunan, kendaraan yang biasa disapa orang dengan sebutan, trek...

Pelajaran moral : Berhati-hatilah dalam memilih dan mengisi kode jurusan dalam formulir SNMPTN. Dan pastikan, jurusan yang anda tuju tidak punya koneksi sama sekali dengan pengusaha truk gandeng. Haha…

***

Gua udah sering bilang, Lampung adalah juara tanpa piala kalo urusan pantai. Dan kali ini, melalui comfrendship ini, gua jadi saksi otentik salah satu keindahannya. Nama pantainya Banding Resort, pasirnya putih, pemandangannya bagus. Lautnya biru, dan asin rasanya. Pokoknya 11-12 lah sama Bali (Sok tau, kaya pernah ke Bali aja).

Semua keindahan dan rasa kebanggan itu, perlahan-lahan berubah jadi kecemasan. Yang namanya pelantikan, orientasi, atau apalah itu sebutannya, pasti terselip di rundown panitia acara sesi pembantaian junior. Semua senior yang awalnya baik kaya ibu peri, perlahan tapi pasti merubah dirinya menjadi guliver si anak iblis. Mata mereka merah, kepala keluar tanduk, dan pantat keluar buntut. Kadang mereka memainkan tongkat trisula, ditusuk-tusuk ke kita sambil ketawa-tawa. Dilindungi oleh undang-undang pasal pertama yang berbunyi senior selalu benar, mereka menyalahgunakannya dengan bertindak seenak bapaknya. Jikalau gua jadi demonstran nanti, hal yang pertama gua lakukan adalah, meminta pemerintah merevisi pasal ini.

Dan teror itu pun dimulai. Pertam-tama, dengan dalih kebersamaan dan kekompakan, kita semua disuruh minum air mineral sebotol yang distribusinya harus rata. Satu angkatan yang kurang lebih 50 orang itu harus kebagian semua. Meski haus, kita semua harus meletakan kepentingan kelompok diatas segalanya. Ngeliat anak yang minum banyak-banyak, rasanya pengen nusuk dari belakang aja pake silet karatan.

Semua itu masih berlanjut. Kita semua dilarang mandi, harus wudhu di laut malem-malem buat solat tahajud, dikerjain pas sesi post to post, dan yang paling menimbulkan banyak air mata dari para wanita, saat senior mengangkat tema tentang geng high class yang ada di '09. Orang-orang yang dituduh anggota dipanggil satu-satu, diinterogasi dengan cara yang brutal. Dan gua, termasuk.

Pagi hari semua menjadi seperti sedia kala. Senior-senior yang terlibat kontrak mistik dengan iblis jahat itu kembali ke bentuk semula. Isu geng high class berhasil diredakan dengan keterangan serta penjelasan dari orang-orang yang dituduh anggota. Kita semua curhat abis-abisan sama senior, ceritain keluh kesah yang udah dialamin. Baru kerasa, makna keakraban itu. Kalo boleh koreksi, mungkin yang bener itu pagi keakraban kali ya! Bukan malam.

Sesi yang paling gua suka, dari sesi-sesi yang ada. Menulis surat cinta untuk senior. And here they are, surat cinta gua itu :

Teruntuk, my lovely kakak tingkat
Kak *Rahasia*
di
suatu tempat di hati ini

Surat ini adalah bukti, pernyataan cintaku kepada Kakak. Pernyataan kurang ajar seorang junior kepada senior tentang perasaan hatinya, yang dipenuhi gejolak asmara kala pandangan pertama saat dulu buka bersama.

Saat itulah, aku menemukan Taj Mahal baruku, saksi cintaku denganmu, rumah Filli. Karena disana, cinta mempertemukan kita dengan amat anggunnya. Kakak terlihat cantik dengan balutan busana serba hitam, rambut panjang keriting berombak, anggun, sangat elegan. Baru kali itu aku melihat wanita yang keseluruhan raganya dipenuhi aroma cinta, aroma bahagia. Andai saja aroma itu dijual dalam botol refill-an, akan aku beli, dua galon kalo bisa.

Masih ingat jelas aku akan suasana kala itu. Kakak dikelilingi pria-pria, seperti kodrat wanita cantik pada umumnya. Sedang aku tersudut sendiri, sepi, terpenjara dalam kebotakanku. Entah mengapa saat itu, aku ingin sekali menjadi seorang bernama Fathir. Ketua jurusan komunikasi, yang parasnya seperti vokalis Sheila on 7, tapi versi habis ngisep ekstasi. Singkatnya, seperti Duta kena narkoba. Alasannya klise saja, karena ia dapat dekat denganmu. Iya, itu saja.

Kak *Rahasia*,sekarang aku tahu alasan mengapa aku harus masuk komunikasi Unila. Alasan itu adalah kamu. Tak percuma aku jauh-jauh dari kota yang bernama Bekasi, merenangi Selat Sunda, mendaki Gunung Krakatau, dan berkelahi dengan preman Bakauhuni, jika hadiahnya adalah kecantikanmu.

Kak *Rahasia*, kalau saja Kakak tau cintaku bukanlah cinta biasa. Pasti kakak akan langsung mengira, aku adalah Afgan Syahreza. Walaupun agak mirip, tetapi aku bukan dia. Ingat kak, aku bukan dia. Karena aku hanyalah seorang Indra Julianta, yang mencintaimu dengan cara yang biasa, dan sederhana…





Dariku yang sedang jatuh cinta




Indra Julianta




Begitulah surat yang gua buat. Sayang nggak menang, tapi nggak apa-apa. Lagian orangnya juga nggak dateng, hehe…

Habis itu semua sesi selesai. Dan kita semua, satu komunikasi berenang di laut. Seru, tapi asin. Dan kesan gua tentang pelantikan jurusan ini singkat aja, awesome !

Menculik Miyabi di Inaguras

Pelantikan atau biasa kita sebut dengan masa orientasi atau ospek untuk tingkat mahasiswa, adalah sebuah proses awal bagi mahasiswa baru untuk mengetahui seluk beluk kampusnya lebih dalam. Dan itu, sedang gua alami sekarang.

Jadi di Unila, ospek itu ada 3. Yang pertama dikasih nama PROPTI, ini tu ospek tingkat universitas. Kita satu Unila angkatan '09 dikumpulin di sebuah gedung besar yang diberi nama gedung serba guna, habis itu denger ceramah-ceramah dari rektor dan segala macem. Yang udah gua tulis juga di notes gua yang kemarin.

Terus kedua, itu ada ospek tingkat fakultas. Kalo di fakultas gua FISIP, itu dinamainnya 'INAGURASI'. Semua jurusan saling membanggakan diri berusaha untuk jadi yang terdahsyat pada acara itu. Ajang show off gitu lah… Tapi tetep yang namanya ospek, senior itu punya 1.357 cara licik yang buat kita para junior jadi terlihat hina dina. Kita disuruh pake baju orange, name tag, mpeng dikenyot, topi dari plastik, karung bekas beras, dan sapu lidi. Yang jatohnya kalo diliat-liat kita semua ini bukan seperti mahasiswa baru, melainkan tukang sapu dari dinas kebersihan DKI Jakarta. Oh iya, ada satu lagi yang sempet jadi kontroversi, kita semua, mesti dibotak (lagi)…

Nah inagurasi ini lah sob yang gua mau ceritain ke lo semua. Jurusan gua, komunikasi, bingung mau menampilkan apa saat INAGURASI itu. Akhirnya setelah melakukan konverensi tingkat tinggi di Singapur ( Ya, kita semua ke Singapur. YA ENGGAKLAH BEGOOO..!!!), kita sepakat menampilkan salah satu karya yang menggabungkan antara seni peran, seni tari, seni dubbing, dan seni mangap-mangap, alias kabaret.

Gua secara percaya diri, yaitu sebuah sifat dimana seseorang yang percaya akan dirinya sendiri ( udah tau, BENCOONG!! ), menawarkan jasa untuk membuatkan scriptnya. Dan alhamdulillah, temen-temen gua langsung mengiyakan. Dengan dibebani catatan sejarah 'setiap tahun komunikasi itu selalu bagus-bagus', gua langsung kepikiran buat sebuah hal yang beda. Tak tersentuh oleh pikiran-pikiran manusia lainnya, liar dan agak sedikt vulgar. Ter-influence dari sosok idola gua juga, penampilan kita nanti akan bertajuk : Menculik Miyabi…

Mulai saat itulah, nama besar komunikasi bergantung dari ide dan imajinasi gua. Udah lama ga buat project macem gini, belom lagi sindrom procastinator stadium 5 yang gua derita, bikin gua jadi sangsi bisa ga kelarin ni script pas pada waktunya. Tapi dengan segala puja dan puji pada Yang Maha Esa, naskah selesai juga, meskipun H-2.

Habis itu, kita semua langsung ngebut. Analoginya setara dengan proyek seribu candinya Bandung Bondowoso. Gila-gilaan latihan, sibuk cari properti, bingung dubbing, antar jemput pemain-pemain yang tiba-tiba langsung berasa dirinya aktor dan artis Hollywood peraih 12 Oscar, dan semua itu selesai jam 12 Minggu malam. Sedangkan kita, tampilnya jam 6 pagi nanti.

Tapi semuanya kebayar. Rasa puas langsung terpancar dari tampang 'Edward cullen' gua. Penampilan kita exelent. Tepuk tangan buat gua jadi terdengar seperti backsound kemenangan atlet-etlet peraih emas olimpiade. Alumni-alumni, senior-senior, kelihatan puas dari raut wajahnya. Gua berhasil mempertahankan nama besar komunikasi. Gua bangga, sampai mau meledak ni dada.

Terima kasih yang teramat sangat gua ucapin buat semua senior-senior yang udah ngasih beban berat (tanpa itu gua ga akan punya motivasi untuk buat hal yang spektakyular), buat studio RRI Pro 2 yang udah mau nyediain tempat buat dubbing, buat Mas Ryan (Fili itu tho pacar lho?) sama Kak Mico buat bantuan mixing lagunya, rumah Rezita yang udah kita jadiin panggung teater Broadway, Ebin buat kedatangannya di subuh hari yang nemenin gua ngobrol sampai bisa jadi ni script, para pemain-pemain : Tojo sang Kabayan, Pa'de sang narator, Yoan sang Nyi Iteung, Dendi sang Mandala, Rica sang Panda, Ferina sang Cinta, Jodi sang Rangga, Idung sang Vino, Indra Julianta sang Ramon, Endruw sang Marcell, Jesryan sang Radit, Rey sang Jani, Ikol sang Fahri, Bety sang Maria, Farah sang Aisyah, Tanjungan sang kameramen, Mei, Cia, Titan, serta Stella sang cewek penggoda, Indra Bangsawan sang Miyabi sekaligus Mulyadi (thanks buat kesanggupannya untuk menampakan sisi asli hidup lo) dan Fili sang megangin laptop (haha..). Oh iya terakhir dan paling spesial, buat semua temen-temen komunikasi '09 buat support dan dukungan serta teriakan "I-Je ganteng"nya, semua ini gua persembahkan buat lo semua. Kita juara 2 sob!! Yah meski kita tahu kualitas juara satunya 'sebagus' apa…

Negeri Impian Itu Bernama Eropa

Udah lama ga nulis, sekalinya nulis lagi kemarin, gua denger langsung buat geger. Gatau apa gua yang salah tulis, atau pembacanya yang salah interpretasi. Tapi yang pasti, seenggaknya tulisan gua udah bisa menimbulkan efek yang sebegitunya sampai orang-orang pada ngomongin. Lumayan, mendekat satu step menuju title penulis best seller, ahaha… Kali ini gua cuma mau share salah satu obsesi terbesar dalam hidup, here they are!!

Entah kenapa, gua merasa punya ikatan yang kuat dengan benua bernama Eropa. Chemistry diantara kita, jika dianalogikan mirip sekali dengan pacarannya Cinta dan Rangga. Cintanya itu gua, dan Eropa itu Rangga. Gua dan Cinta, kita sama-sama terang-terangan nyatain kalau kita suka dan tertarik. Sedang Rangga dan Eropa, mereka berdua sok cool, namun tetep nggak berhenti menebar pesonanya dengan cara yang amat angkuh. Rangga lewat puisi, dan Eropa lewat keseniannya, lewat keindahannya, lewat budayanya, dan segala macam daya tarik yang buat gua mati-matian ngebulatin tekad yang masih bentuk kotak trapesium : Someday I must go there.

Dari kecil gua selalu orgasme kalau liat apapun hal yang berkaitan dengan benua itu. Gua juga merasa sebagai anak kecil yang paling tau segalanya tentang Eropa. Malah kalo dipikir, gua lebih tau ibu kota Jerman duluan dibanding ibu kota Jawa Barat, dan emang itu kenyataanya. Berasanya, Eropa itu deket aja. Dia ada didalam imajinasi gua, tertata anggun dan sangat rapih. Dengan disinari pantulan lampu-lampu jalan di sungai-sungai yang bebas sampah bekas bungkus sabun colek, cahayanya yang redup matching abis sama letak rumah kotak-kotak yang dipikirkan dengan amat piawai, oleh orang-orang cerdas semampai..

Kadang kalau gua cerita tentang kedahsyatan Eropa, tentang dahsyatnya mimpi gua untuk kesana, orang yang jahat pasti ketawa,dan kalo orang yang lebih jahat, pasti ketawanya ditahan, langsung ngomongin dari belakang. Bikin gua jadi ngerasa "cinta gua dengan Eropa, bertepuk sebelah tangan". Pasti kalo Ahmad Dhani tau, gua yakin langsung dijadiin judul lagu. Tapi semakin kesini, setelah gua baca, nonton, dan denger hal yang ngebuktiin kalo ke Eropa itu sekarang gampang, perasaan 'mau kesana' itu muncul lagi. Meletup-letup, mencoba keluar dari zona abu-abu antara nalar dan mimpi. Semua itu bisa kok, percuma juga gua punya semboyan "Nggak ada yang nggak mungkin kecuali makan kepala sendiri…"

Dan harapan setitik itu, makin lama jadi titik-titik yang membentuk sebuah garis kenyataan. Gua dapet tugas bikin presantasi sosiologinya Emile Durkheim. Sosiolog mahsyur Perancis punya. Gua baca, dia dulu mengenyam pendidikan di Ecole Normale Superioure. Nggak ngerti itu nama apaan, tapi yang pasti jelas itu bukan nama STM atau SMK, hehe…
Siangnya gua ngampus, presantasi gajadi karena waktu ga cukup buat kelompok gua tampil. Baliknya, om gua sms. Ngajakin bareng, kebetulan dia lagi ke kampus, ngurusin tesis S2 nya. Yaudah gua balik bareng dia. Di dalem mobil, ada cewek masih muda gitu. Gua dikenalin, namanya siapa tu gua lupa, dia temennya Om gua yang ngebantuin tesisnya.

Dijalan, ada anak-anak kecil pengamen yang minta-minta. Terus Om gua langsung nanya "Di Perancis ada juga anak-anak minta-minta gitu?" Gua reflek, langsung nge-tune kaya Spiderman mau ditimpuk Green Goblin. "Ya ada, tapi biasanya itu anak-anak imigran dari Afrika." Om gua manggut-manggut, gua celingak-celinguk. Sebentar, Mbak tadi ngomongin Perancis ?? Logatnya sok bener, berasa udah pernah kesana aja. Tapi gua liat dari tampang, dia sama sekali nggak ada kriteria. Posturnya pendek, nggak bakal kuat sama salju Desember yang dingin mampus disana.

"Ini Ndra, mbak ini S2 nya di Perancis. Di mana mbak? Oh iya di Lyon ya? Karim Benzema…"
Anjrit !!! Ternyata bener, mbak-mbak yang udah gue underestimate ini, emang pernah kesana.

"Serius Mbak? Kuliah disana?? Beasiswa, apa biaya sendiri?" Gua ga bisa ngotrol diri buat ga banyak nanya. Fakta kalo di depan gua ada orang asli Lampung, yang bisa kuliah sampai ke Perancis, bikin gua jadi terlihat norak di depan dia.

"Beasiswa lah. Mana sanggup biaya sendiri ke Perancis, yang biaya makan sebulannya aja bisa buat DP motor kalo disini. Satu semesternya itu, kalo dirupiahin kira-kira 150 juta."
"Ambil jurusan apa Mbak?"
"Tata kota…"
"Kenapa nggak di Sorbonne ajah? Pengetahuan gua dari nonton Laskar Pelangi langsung gua demonstrasikan dengan amat percaya diri.
"Sorbonne itu dari tahun 1960 udah dihapus. Diganti jadi Universteit 1, universteit 2, dst… Jadi kalo ada orang yang sok-sokan bilang dia dari Sorbonne, aku sih ketawa ajah."
"Beneran..?"
"Iyalah beneran…! Tahu nggak kamu, Sorbonne itu dibangun bersamaan dengan Candi Borobudur. Disitu kamu bisa liat, gimana 'ketinggalannya' kita sama bangsa Eropa. Saat kita masih bahagia karena punya agama baru, disana agama itu udah jadi bahan diskusi, diperdebatkan, dibuktikan dengan teori dan pendekatan-pendekatan rasional."
"Ooh.." Inilah sob, ciri-ciri orang sok tahu yang baru mendapat sebuah pencerahan. Cuma bisa melongoh, dan berkata 'ooh..'
"Kenapa emangnya? Kamu kayaknya antusias banget."
"Nggak tau kenapa, dari kecil udah suka aja sama budaya Eropa. Tau mbak pernah study kesana, wajarlah buat saya jadi heboh nanya-nanya gini. Terus mbak, disana traveling juga kan?
"Iyalah…! Aku ke Spanyol, Portugal, Belanda, Belgia, Luxemburg, Swiss, tapi Italy ga sempet."
"Jadi backpacker juga??"
"Nggak lah… Aku di hostel. Banyak temen ngajakin backpacker gitu, tapi aku tolak."
"Terus mbak belajar disana gimana? Ada kendala apa gitu nggak?"
"Nggak ah biasa aja. Orang sana ramah-ramah. Jadi kalo selesai kuliah aku ditanya udah ngerti apa belum, kalo aku bilang belum mereka nggak segan-segan buat nyempetin waktu belajar kelompok ngajarin aku. Pengantarnya juga pake bahasa Inggris kok, jadi tenang aja."
"Respon mereka tentang Indonesia gimana Mbak?"
" Pengetahuan mereka tentang Indonesia itu minim sekali. Aku aja dipikir orang Amerika Selatan. Mereka itu taunya orang Asia itu yang kaya orang Jepang, Korea, Cina. Mereka nggak tahu Indonesia, tapi kalo Bali, paham semua. Jadi mereka pikir, Indonesia itu ada di Bali.."

Ini sob, gua bilang yang namanya kebesaran Tuhan. Percakapan dengan Mbak dari Perancis ini, gua anggap sebagai satu clue yang membuat gua jadi 'agak tahu lagi' tentang Eropa. Ternyata, Eropa sebenarnya seperti itu. Ia adalah kampung halaman orang-orang maha pintar penemu semua peradaban. Mereka bahkan sampai nggak tahu Indonesia, negara kepulauan terbesar yang populasi manusianya ke-4 terbesar di seluruh dunia, karena mungkin emang Indonesia nggak punya hal yang buat mereka jadi tertarik untuk mengenal. Sekalinya kenal, Bali. Ya Bali, tapi tetep Indonesianya ga kenal.

Di perjalanan gua speechless, terlalu banyak hal yang gua belum tau. Gua pengen banget kesana. Gua pengen dikira orang Amerika selataan juga, terus gua jelasin kalo gua ini orang Indonesia. Gua pengen ngasih tau sama mereka, kalo Indonesia itu bukan ada di bali, tapi Bali yang ada di Indonesia. Gua pengen, sumpah gua pengen, meningalkan jejak-jejak kaki ini, di salju Desembernya.


Wednesday, October 21, 2009

The Legend of Batu Putu

"Alkisah, di sebuah daerah antah berantah yang bernama Lampung, tepatnya di sebuah desa perbukitan yang apa itu lupa gua namanya ( Naratornya amnesia ), terdapat sebuah air terjun keramat yang bernama Batu Tegi. Konon ( Eits jangan dibalik !! ), air terjun itu adalah air terjun suci. Tempat paling kongkow bagi bidadari mengaji, eh salah, bagi bidadari mandi. Masyarakat sekitar percaya, bahwa disana manusia tidak akan dapat melakukan perbuatan dosa, sekecil apapun itu. Jika pun bisa, balasannya akan terasa tanpa harus menunggu lama. Dan legenda itu, masih terasa kebenarannnya, sampai sekarang..."

Hari itu gua ada kuliah pagi, tapi pas saur mata udah tinggal sekejap. Makan aja gua lakukan nggak pake ngeliat, sakti banget kan ?!? Selesai saur gua langsung pamitan sama dunia, tidur sebentar nggak pake solat subuh. Dan mulai dari situlah azab-Nya dipertunjukan ke gua dengan amat terstruktur, dan teratur.

Bangun-bangun gua lansung terbelalak, melakukan prosesi bangun tidur paling antik sedunia : celingak-ngeden-celinguk-n
geden. Persis kaya orang habis kena cipok monyet kampung betina. Buru-buru gua liat jam, "ASTAJIM, UDAH JAM 7! MAMPUS, TELAT DAH GUA KULIAH…!" Bukannya langsung mandi, tapi gua malah melakukan tindakan maha bencong : BERCERMIN! Sekeadar cuma mau mastiin doang sih, masih ganteng apa nggak ni muka, haha…

Abis mandi, gua ke kamar si Ari sebentar. Gua terkejut, terpukau, dan tak habis pikir. Dia masih tidur, dengan headset nyangkut di kuping. Tampangnya sok polos, nggak ngerasa dia masih anak SMA yang harusnya jam segini aturan udah duduk manis di sekolah. Sebagai kakak yang baik dan penyayang, dia gua tendang…

"EH GOBLOK, LO NGGAK SEKOLAH APA??" Halus sekali, gua nasihati dia.
"Lo kenapa nggak bangunin gua sih mas?!?" Bahasa nasional orang-orang yang kesiangan. Lagu lama…
"Ya emang lo pesen sama gua? Gua aja juga kesiangan, udah cepet, anterin gua ke ke halte. Gua mau kuliah…" Senioritas, emang berlaku dimana-mana.
"Yaudah cepet keluarin motor, gua pake seragam dulu…"
"Lo pake seragam? Lo mau masuk? Jam segini??"
"Nggak, udah kemana ajah. Yang penting nggak diomelin Bulek"
"Gimana kalo lo anterin gua sekalian sampe kampus ajah? Habis itu terserah lo mau ngapain, gimana?
"Yaudah…"

Berangkatlah kita berdua, sepasang kakak adik dengan visi yang sama : sama-sama bejat!

Singkat cerita, gua udah kelar kuliah. Sialan, udah jauh-jauh dosennya nggak ada. Beberapa temen gua, inisiatif ngajak jalan-jalan. Katanya di deket UNILA ada air terjun lumayan keren. Mereka nggak sadar, udah menyentuh sisi jiwa adventure gua. Nggak pake banyak cincong, berang-berang megang tongkat, BERANGKAAT…!!!

Kita kesana bersembilan. Gua, Dendi, Anju, Ikol, Tojo, Pa'de, Luke, Ardi, sama si Ari. Tempatnya seru, agak tersembunyi gitu, dan yang pasti ni tempat cocok banget buat lo semua, yang pengen punya betis bercabang dua. Sumpah sob, tanjakannya cugil, curam gilaaa…

Sampai sana kita menangkap basah, pasangan yang kayaknya bakalan mandi basah. Tempatnya sih emang sepi, sepi banget malah. Cocoklah buat lo-lo pada yang rindu akan tempat wisata yang plus lokalisasi. Nggak tau kenapa, tu orang dua pas kita dateng langsung buru-buru balik. Mungkin emang bener, mitos ni tempat emang nggak boleh buat maksiat..

What a beautiful day…!! Melajulah pulang dua orang kakak beradik berkendara motor dengan euforia kebahagiaan sederas air terjun. Sang kakak, bahagia karena birahinya akan tempat wisata murah meriah telah terpenuhi. Sedang sang adik, beranggapan sudah dalam situasi aman dan bebas dari rasa bersalah bolos sekolah. Namun, sayangnya mereka lupa akan mitos air terjun keramat itu. Mereka tidak tahu, pepatah simpan bangkai, memang benar demikian adanya.

Sampai rumah kita beperilaku seperti nggak ada apa-apa. Semuanya normal berjalan seperti biasa. Sampai pada saat, salah satu sifat alamiah gua, yaitu bego, muncul..

Foto-foto di air terjun tadi, langsung gua bluetooth ke laptop. Nah tu laptop gua tinggal meleng sebentar, ke WC karena ada hajat yang harus gua tunaikan cepet-cepet. Pas lagi klimaks, gua denger nama gua didengungkan. Mampus, feeling gua nggak enak…

Om gua, berhasil menangkap basah pelajar yang tersangka bolos sekolah dengan bukti sangat otentik. Yaitu beberapa jumlah foto yang didalemnya ada gambar Ari yang ikut-ikutan pose, lengkap dengan seragam SMA kebesarannyaa. Gua diproses, dengan adat-istiadat kepolisian. Sebagai praduga yang tak bersalah, pertama belain diri dulu, niatnya sih mau belain Ari juga, tapi keadaan yang ga memungkinkan gua untuk melakukan perbuatan terpuji itu. Sorry Ri, gua ga bisa jadi kakak yang baik. Disaat kedesek, gua malah bilang : "Aku sih udah nasehatin, tapi emang Ari nya aja Om yang ngeyel.."

Hasil akhir, tetep Ari yang jadi tersangka utama yang hukumannya itu seminggu nggak boleh bawa motor, plus dikucilkan dalam rumah, plus dapat gelar baru dari Om gua "Jack si Pengembara".
Satu hal yang gua sukurin, kita berdua nggak jadi dipenjara. Tadinya udah sempet scare aja, karena Om sama Tante gua bisa dibilang polisi yang amat piawai menjaga profesionalitas. Mereka nggak perduli, walaupun itu keponakan sendiri. Bagi mereka yang amat menjunjung tinggi arti pendidikan, cabut sekolah adalah kejahatan yang setara dengan Bom Bali 2 ( Berlebihan… )

Dan legenda itu bernama, 'Legenda Batu Putu'...

My Fraeky Familiy

Salah satu turning point of live terbesar gua, adalah ketika Alm. Ibu wafat. Dari situ kondisi dan situasi yang gua alami jadi aneh, kacau, dan tanpa arah. Hidup bagi gua udah nggak punya makna, karena satu-satunya orang yang jadi inspirasi gua dalam segala hal, udah nggak ada. Ninggalin gua, ninggalin kakak gua, juga ninggalin dua adik gua..

Pasca kejadian itu, kita berempat langsung diasuh oleh adik dari Alm. Ibu atau tante kita, yang biasa kita panggil Le' Suli. Adik-adik gua langsung diboyong kerumahnya, Lampung. Kakak gua mutusin tinggal di Jawa buat nemenin Mbah Putri, dan gua milih tetep tinggal dirumah, sendiri… ( Bokap dimana? Gua ga bisa ceritain disini, terlalu vulgar).

Gua selama tiga tahun ngejalanin masa SMA itu sendirian. Masa-masa itu bener-bener cuma gua abisin bareng temen-temen. Itulah alasan gua sampai sekarang ga bisa lupain yang namanya sahabat SMA. Bagi gua, mereka semua udah kaya saudara.
Lulus SMA, Bule' langsung nyuruh gua kuliah disana. Gabung sama adik-adik gua, dan keluarga baru gua. Dia bilang biar gua terkontrol, dan gua nurut, SNMPTN gua jadiin UNILA pilihan pertama. And then, I passed that test.

Sekian lama jadi single student, bikin gua lupa rasanya gimana punya keluarga. Iya sob, sampai lupa gua, gimana rasanya berebutan kamar mandi, makan malam sama-sama, tiap weekend bareng-bareng bersih-bersih rumah, gua lupa, gua lupa rasanya itu semua.

Akhirnya disini gua ngerasain semangat baru, semangat yang dulu sempet hilang. Hidup gua jadi teratur, ter-manage dengan baik. Maag ga pernah kambuh lagi, karena sekarang gua ga pernah telat makan. Emang, keluarga adalah kontrol terbaik diri.

Yang lebih gua suka, orang-orang disini punya kepribadian maha unik. Dimulai dari om gua, Batak tulen, Sitompul dia orang punya marga, haha… Sama kaya orang-orang Batak kebanyakan, bagi dia pendidikan adalah segalanya. Waktu gua kabarin lulus SNMPTN sob, dia girang bukan buatan. Ketauan banget, dia berharap banyak sama gua. Orangnya santai, suka julukin orang seenak jidat. Adik gua yang paling kecil, si Cahyo, dipanggil Baron. Jadi waktu itu ceritanya Cahyo main seharian ga pulang-pulang. Kita semua disuruh cariin dia, pas balik dia langsung dihakimin sekeluarga. Lansung keluarlah julukan itu,Cahyo alias Baron sang buron, hehe… Terus si Ari, dipanggil dia Jack si Pengembara (Yang mau tau lengkapnya, baca disini).

Terus ada Tante gua. Dialah eksekutor di rumah ini. Kalau ada yang terdakwa melanggar peraturan, dialah yang akan mengeksukusi. Entah dengan cara potong uang jajan, atau 'gaplokan tanpa iba' yang kalo kena bisa ga ilang seminggu bekasnya. Tapi kadang ia juga bisa bersikap selembut ibu peri, sebenernya sih tergantung amal ibadah kita.

Natalia katherine. Diialah anak semata wayangnya tante gua. Manja abis, wajar. Anak satu-satunya, udah gitu perempuan lagi. Suka nyanyi dengan nada yang diaransemen semau dia. Yang terkadang malah merusak keindahan lagu itu sendiri. Sering dia nyanyi lirik lagu A, dengan nada lagu B. Gangguan jiwa yang sering dialami remaja wanita Indonesia : merasa diri seorang diva.

Adik-adik gua. Si Ari dan Cahyo. Ari, mmh… Dia adalah contoh kongkrit lelaki korban pubertas. Kadang suka ga jelas, bikin orang rumah senewen ngeliat tingkah dia. Kalau Cahyo, anak ini sebenrnya cerdas. Dilahirkan dengan kejeniusan yang setara dengan kakaknya (Gua maksudnya). Namun apa emang udah kodrat, namanya orang cerdas, suka ngeremehin hal-hal kecil. Ulangan dia jeblok terus, tapi seklainya diajarin ,cepet banget connect-nya. Habis itu, langsung sok-sokan ngajarin temennya. Terus curhat ke gua "Mas, masa temen gua si Anu, gua ajarin ga ngerti-ngerti." Kadang gua ngeliat dia, sebagai prototipe anak SD yang dewasa sebelum waktunya. Oh iya hampir lupa, Cahyo ceweknya banyak. Ganti-ganti lagi. Cekacekaceka...

Terakhir gua, Cuma dikit aja sih penjelasannya : Yang paling ganteng dirumah.
Hahaha...

Saturday, September 5, 2009

They Call Me I-Je

Dari dulu gua sempet ga habis pikir, dengan orang, yang nama panggilannya itu inisial dari nama panjangnya. Contoh gua di SD punya temen namanya Danan Joyo ( Hai Danaaaan…!! ), namun entah kenapa, orang-orang manggil dia dengan sebutan 'DJ' ( baca : dije ). Mungkin emang ni anak dari orok udah kenal dugem dan ngefans sama Tiesto, jadi ngebet banget dipanggil 'DJ'. Dia kalo dipanggil Danan 1000x juga ga akan nengok, tapi kalo 'DJ', lansung menolehlah sahabat kecil gua itu dengan amat tampannya. Tangan kiri megangin kuping, tangan kanan diputer-puter kaya orang ngobok-obok toples ikan cupang. "CIKIDOT-CIKODOOT…"
Bahkan sampai guru SD gua, pengajar segala dasar moral itu yang wanti-wanti kalo manggil orang harus dengan nama aslinya, harus menjilat ludahnya sendiri karena beliau ujung-ujungnya ikut-ikut manggil 'DJ' juga. Makin percaya diri ajalah sahabat SD gua itu, bahwa dia dilahirkan ke dunia karena memang ditakdirkan harus dipanggil 'DJ', yang arti sebenernya itu adalah Disc Jokey, bukan Danan Joyo!!! Nggak tau sekarang tu anak kabarnya gimana, apakah memang sekarang dia udah bener-bener jadi konduktor klub-klub malam sesuai dengan nama kesayangannya itu ( Karena nama adalah doa ), atau menjadi apa. Tapi yang pasti, menjadi apapun dia, gua harap dia baik-baik aja.

Kemudian fenomena itu pun berlanjut. Ada temen gua, yang kebetulan teman SMP sama SMA juga, dipanggil sama orang-orang dengan sebutan 'TB'. Gua akrab sama dia dari SMP, sering ngobrol sambil bercanda juga. Lumayan tau sifat-sifatnya, tapi nggak pernah tau nama aslinya. Dan gua baru tau nama dia itu, pas SMA.
Gua selalu nebak-nebak, apa sih kepanjangan 'TB'. Dan ga jarang juga, tebak-tebakan gua ini menjurus ke arah sarkasme. Gua sempet mikir kalo nama aslinya itu 'Tai Burung', tapi nggak mungkin. Masa ada sih bapak yang jahat gitu ngasih nama anaknya 'Tai Burung'. Kesel gua ga bisa tau apa arti kepanjangan 'TB', tebak-tebakan gua makin naik ke tingkat yang lebih dari sarkasme, parahme.
Mungkin 'TB' itu adalah kependekan dari 'Titit Babi'…

Daripada kelewat mikir jauh, gua putuskan nanya langsung nama aslinya. Dia bilang 'TB' itu aslinya kepanjangan dari 'Troy Balton'. Hahaha… Dia pikir gua kecil nggak ngaji apa?? Sampai hal yang udah termasuk kategori "Fitnah Dajjal" itu harus gua percaya. Sory TB, iman gua kuat.
Akhirnya dia mau ngaku juga, setelah gua kelitikin sampai dari idungnya keluar air ketuban. Kata dia 'TB' itu kepanjangan dari Tubagus. Haha, sialan! Ternyata cuma sesimpel itu.

Suatu hal yang kadang kita nggak mau, dan kita cela habis-habisan, suatu saat akan menghampiri kita tanpa sekalipun lo memintanya. Fenomena yang gua kategorikan sebagi hal goblok itu, sekarang dengan suksesnya bikin senewen gua. Di jurusan gua, ada juga yang namanya Indra. Dan sialnya, dia jauh lebih eksis dari gua. Dia ketua angkatan, sedangkan gua rakyat jelata alias mahasiswa baru biasa. Gua itung-itung, 80% orang yang manggil "Indra" itu ya manggil Indra yang ketua angkatan. Bukan gua si Indra rakyat jelata. Sampai sering patah ni leher, gara-gara keseringan nengok, tapi ga taunya yang dimaksud bukan gua. Tapi apa gunanya negara kita dijuluki negara demokrasi, kalo ada hal yang ganjel lo ga bisa protes. Pada saat sesi rapat buka bersama, gua utarakan keluhan gua tentang nama panggilan ini. Akhirnya dicari jalan tengah, si Indra itu nama panjangnya Indra Bangsawan. Anak-anak mutusin manggil dia 'IB'. Karena gua Indra Julianta, jadinya ya gua dipanggil 'I-je'. Agak ga iklas sih, tapi, yasudahlah…

Padahal jujur, kalo boleh milih, gua lebih akan merasa bahagia, kalo gua dipanggil, BAIM WONG….

Komunikasi '09, cem-macem orang-orangnya.

Gua, adalah orang yang sangat mengaagumi hal-hal yang nggak biasa. Sesuatu yang unik, dari mata ini terlihat sepertri Aura Kasih waktu lenggak-lenggok di iklan green tea, keren abis. Kalo ada yang lagi populer, gua berusaha nyari yang ga populer. Nggak tau kenapa, gua suka aja nyari-nyari hal yang beda dari orang-orang kebanyakan. I think something usual is the worst thing. Kayak sekarang, gua jauh-jauh ke Unila emang bukannya tanpa maksud apa-apa, gua denger-denger sih emang katanya Lampung punya banyak hal potensial yang belum diekpose. Macem sumber daya alamnya, juga sumber daya cewek-ceweknya. Hahaha… Oleh karena itulah, misi gua disini berusaha menggali dan mempublikasikannya ke mata dunia. Mulai sekarang, secara sepihak gua tasbihkan diri gua sebagai pemuda duta sumber daya Lampung. Ada yang nggak setuju?? Silahkan angkat tangan!! Nggak ada, oke berarti semua setuju. SAAAH..!! Haha…

Oh iya, gua juga mau menghapus paradigma temen-temen gua yang berstatus sebagai anak gaool Bekasi dan sekitarnya, yang menganggap bahwa Lampung = Kangen Band. Siapa bilang, disini juga ada Hijau Daun, sama The Potters ( sama aja bencong!! ). Nggak, bukan itu maksud gua. Sebenernya disini itu orang-orangnya not bad lah. Malah banyak juga yang kerennya. Jadi anggapan bahwa orang Lampung tampangnya kaya vokalisnya, siapa itu namanya gua lupa, jelas salah besar. Gua contohnya, walaupun gua sekarang udah disini, tampang gua yang cute, masih tetep baby face kok. Sumpah beneran nggak berubah, mmh… ( WOEEK!! )

Disini gua udah punya banyak temen, unik-unik pula. Tapi jujur gua belum show my personality 100%, karena masih jadi pemerhati, belum pelaku. Temen-temen gua yang bercanda, gua cuma yang bisa ketawa-tawa doang. Lucu sih, jokes-nya malah ada yang baru gua denger sekarang. Dengan logat MBJB ( Melayu Bukan Jakarta Bukan, karena mungkin letak geografis juga ), pertama-tama sih sok-sokan ketawa, nggak iklas gitu deh. Tapi lama-lama gua ketawa beneren, karena emang lucu abis.

Dan satu lagi, gua suka sama keanekaragaman budaya yang ada di jurusan gua, komunikasi '09. Ada yang dari Bengkulu, Palembang, Jogjakarta, Ciamis, and many more. Pokonya, stay tune ajah baca-baca notes gua, nanti lo semua bakalan gua ajak mengenal budaya-budaya mereka, melalui tulisan-tulisan gua.

Adios...

Saturday, August 29, 2009

Civitas Akademika Unila

Civitas akedemika, adalah salah satu hal yang dari dulu gua perjuangkan dengan sangat mati-matian, supaya gua bisa menyandangnya dan menjadi bagian daripadanya kelak. Finally, jadi kenyataan juga. SNMPTN kemarin ngebawa gua jauh melambung ke pulau seberang, Sumtra. Dan di universitas yang katanya sih kampus hijau ini, Unila, gua menjadi civitas akademika-nya dan akan melanjutkan riwayat kependidikan yang nanti rutin akan gua kabarin ke lo semua sob, my faithful reader, tentang semua pengalaman dan apa aja yang gua dapet disini. Gua yakin mungkin juga lo semua juga masih agak asing tentang Universita Lampung ini, karena mungkin ga setenar Harvard atau Nan Yang University, haha..

Rencananya perjalanan akademis gua ini akan menjadi tema dari sekuel film 'Merantau'. Jadi kalo di film Merantau I itu ceritanya orang jago berantem pergi ke Jakarta untuk mencari jati diri, nah di sekuelnya ini agak kebalik. Merantau 2, mengisahkan tentang orang jago ngupil yang pergi ke Sumatra untuk mencari kitab suci. Melanjutkan perjuangan leluhurnya, Jendral Tien feng a.k.a Ti Pat Kai. Hehe…

Kayak orang baru-baru kuliahan kebanyakan, gua pun juga harus melewati sebuah even yang namanya ospek. Ospek dikampus gua dikasih nama PROPTI, kepanjangan apa gitu gua lupa. Dan PROPTI-nya Unila dibuka oleh Gubernur Lampung langsung. Dari semua pidato gombalnya itu, gua cukup tertarik sama salah satu pidatonya tentang rencana pembuatan jembatan selat sunda yang ngabisin dana 100 trilyun. Jadi nanti dari Sumatra ke Jawa orang-orang ga perlu lagi nyebrang pake yang namanya kapal very. Di jembatan itu juga nanti bakalan ada keretanya, pokoknya mewah abis deh. Nggak menutup kemungkinan dibukanya jalur bus way juga. Jadi nanti orang dari Blok M bisa langsung naik bus way ke Palembang atau Padang gitu. Proyek yang sangat dahsyat bukan main… Tapi itu nanti sob, masih tahun 2020. Haha, la wong kata Mama Lauren aja kiamat 2012, tau deh kesampain apa nggak. Kita doakan saja, semoga Michael Jackson masuk surga! Nggak nyambung ya??

Gua sih ga terlalu permasalahin suruh bawa apa yang ribet-ribet sama denger bacotannya senior, karena ternyata jauh lebih dahsyat pas gua MOS di SMA 4. Yang gua masalahin itu cuma rambut sama waktu PROPTI-nya doang. Rambut gua yang kerennya kaya Troy Balton ini, harus dibotak habis 1 centi. Masih tetep kaya Troy Balton sih, tapi versi gudulnya. Hemm…
Terus lagi gua disuruh dateng jam 6 pagi. FYI aja ya ni sob, jarak kampus dari rumah tante gua ( Disini gua tinggal sama tante gua ), itu kaya Bekasi-Jakarta. Disini emang nggak ada macet, jalanannya juga lurus lempeng-lempeng aja. Gua itung-itung jalan ke kampus itu cuma belok 3x doang. Tapi disini bis ngetemnya lama mapus. Jadilah gua harus berangkat habis saur, jadi abis azan subuh, gua harus buru-buru cabut.

Suasana pagi hari disini lumayan enak sih. Udaranya masih asri, pohon-pohon juga masih banyak banget, jadi selama perjalanan enak aja gitu. Dan biasanya satu setengah perjalanan gua itu gua pake buat tidur. Naik bis, mata merem dan ga terasa, voila… Sampe lah gua di terminal Rajabasa, terminal yang katanya banyak copetnya. Habis itu gua ngetrack, langsung nyari ojek.

Gua nulis notes ini di bawah pohon beringin yang gede banget. Dan kayaknya ini bakalan jadi tempat favorit gua buat nulis, cerita-cerita gua selama jadi civitas akademika unila. Haha…
Ciao!

Meski berat, tapi tetep harus gua akuin : Bekasi is my lovely city

Buat semuanya pembaca setia notes gua, atau yang tadinya nggak sengaja baca tapi jadi ikut-ikutan ngikutin juga, setelah sekian purnama, tulisan gua kembali mengudara.

Iya mungkin lo semua ngiranya gua lagi sibuk shooting sinetron kejar tayang, atau ada juga yang ngira gua lagi rekaman buat nyiapin album religi barengan sodara-sodara gua yang tergabung dalam Jonas Brother, terus langsung asyik tur 70 kota sampai-sampai nelantarin lo semua pembaca notes gua yang ternoda. Ga kok sob, gua beneran lagi nggak ada jadwal stripping sinetron akhir-akhir ini. Jonas juga nggak pernah ngeluarin album religi ( Nasyid di Hollywod ga laku sob, haha.. ), itu mungkin kerjannya si Feny Rose aja. Biasa mulutnya dia mah, yang katanya sih 'SETAJAM SILET'. Seru kali ya, nyukur bulu ketek kita yang udah tumbuh bebas dengan lebatnya, pake bibirnya dia, hahaha..

Back to the main topic, serius! Gua nggak pernah sempet nulis lagi kali ini karena sibuk packing barang-barang buat pindah ke kota yang melahirkan banyak band-band sensasional dan pastinya ternama di Indonesia, Lampung ( Jiah gubrak!! ). Setelah sekian liter keringet gua keluarkan buat mati-matian belajar biar tembus PTN, finally jawaban itu hadir juga. Diterima di jurusan favorit gua selama ini, komunikasi, Universitas Lampung, lewat jalur SNMPTN, jalur yang katanya sih lebih sempit dari lobang nyinying ( Anakus Curutus, spesies langka yang sekarang sedang digalakan kelestariannya oleh pemerintah Venezuela ). Yang berdampak, gua harus meninggalkan porak-porandanya suasana khas Bekasi, dan untuk sementara harus rela berhijrah ke provinsi paling selatan di Pulau Sumatra ini.
Banyak banget sob, hal yang harus gua tinggalin. Dari temen, rumah, BTC, angkot 10B (Kendaraan maha setia tempat gua memulai semua cerita ), atap Mall, Inul Vista, XXI, tetangga yang tukang gosipin orang, lapangan bola depan rumah, dan yang paling berat, pacar...

Prosesi pelepasan gua pun, berjalan dengan amat khidmat. Hening sehening pemakaman Lady Day, sedih sesedih film Armagedon. Diawali dengan keputusan cabut sekolah dari ‘My Bala-bala’, kita berdua mutusin ngadain kaya semacam farewell party gitu di Ancol. Di pantai yang menurut survey kedua paling laku setelah Kuta itu ( Survey tersebut asli 100% ngasal, murni buatan gua sendiri soalnya ), gua janji buat kembali lagi. Buat dia, cuma buat dia...

Bekasi bagi gua, lebih dari sekedar apapun. Kota ini lebih romantis dari Paris, lebih seram dari Transylvania, lebih jumawa dari Roma, dan lebih nggak ada matinya disbanding kota apapun di dunia. Karena disanalah, gua dibesarkan, gua belajar, gua main, menemukan cinta serta menemukan apa hakikat hidup yang sesungguhnya.

Bekasi, akan terasa ga nyaman jika dihuni. Namun ketidaknyamanan itu lebih-lebih akan lo rasain, jika lo udah pergi, dan ga tinggal disana lagi...

Tuesday, July 28, 2009

Value of yourself

Mau tanya dong? Kemarin lo semua pada nonton golden ways'nya mario teguh ga? Wah sumpah sob,yg ga nonton dijamin bakalan nyesel. Menurut gw,sama serunya kaya nonton transformer 2! Tapi bukan berarti mario teguh berubah jadi gundam terus berantem sama optimus. Bukan itu sob konteks yg gw maksud,haha..

Jadi kemarin dia ngomongin tentang kesuksesan yg lebih baik dimulai dari masa muda. Gokil ga tu men,beuh! (Padahal mah biasa aja ya,dasar kancut)
Tema nya sih begitu,tapi inti omonganya yg gw tangkep pake jaring laba-laba otak dengkul yg makin lama makin ke lutut gw ini, beliau menekankan tentang "value of yourself". Yg bahasa indo-nya "harga diri lo". Ini adalah mengenai berapa sih per jamnya ln dihargai orang? Sebuah konsep jenius,yg udah diaplikasikan dari jaman Nabi Adam masih PDKT sama Hawa, oleh wanita yg kita sebut dengan : pecun a.k.a jablay a.k.a PSK a.k.a night butterfly ( kupu-kupu malem, ah elah ribet! ).

Jadi sebenernya membuat tarif trhadap diri lo sndiri macem rental PS itu bukanlah suatu hal yg diharamkan agama. Karena orang respek dari lo nya apa nggak itu dilihat dari harga lo per jamnya. Oke gua ambil contoh yg gampangnya aja ya, Alessandro Del Piero. Lo tau kan manusia ganteng dari Italy yg sama publik selalu dimirip-miripin sama gua ini (NGAREEP!).

Gaji Del Piero setahunnya itu 80 milyar rupiah. Berarti sebulannya 6,6 milyar. Seharinya 223 juta, sejamnya 9,3 juta, semenitnya 154 rebu, sedetiknya 2.500 rupiah.
Jadi Del Piero satu nafasnya aja seharga 2.500 perak. Itulah harga dia, bayangin seberapa respeknya orang sampe mau bayar dia segede itu! Gila ciiing, tiap detik tu orang bisa bel nasi uduk di depan rumah gua, emaak..

Itu men, yg namanya 'the real meaning of harga diri'. Jadi kalo ada pecun yg cuma dibayar 50 ribu/jam ( data ini gw ambil dari hasil nanya sama jarot, mau nanya lebih lanjut, tanya ajah dia lagi ), tu orang murah banget. Jadi buat wanita-wanita yg hendak mencari sesuap nasi dan memutuskan untuk berkecimpung di dunia ini, gua saranin harga lo jangan segitu, kemurahan. Eh salah maksud gua, gua saranin mending ga usah ajah. Lebih baik lo kawin sama tengku fahri, ketauan lo tar diajak umroh,haha..

Jadi mulai sekarang, tentuin harga diri lo per jam nya berapa. Harga yg harus orang bayar, buat dapet kinerja dan skill lo!

Love you full, ahahahahahahaha!!

Wednesday, July 15, 2009

Cinta Segitiga Bermuda

Apa sih, yang buat lo para pria diatas muka bumi ini bertepuk dada karena bangga akan prestasi cinta??
Punya pacar 13? Nyelingkuhin cewek dalam satu sekolah? Atau dimintain kenalan tiap kali jalan? Kalo cuma segitu, ciih.. "Minggir lo semua!!" Gua sekarang, lagi direbutin sama 2 ekor banci dirumah gua. Haha...

Iya sob, hal ini entahlah sebuah presatasi atau sebuah aib. Sampai sekarang gua juga bingung, tapi ya kayaknya hal ini jarang banget dialamin sama anak-anak seumuran gua, jadi kali ini gua mau cerita. Terserah lo mau pakai prespektif dari sudut mana menilai sebuah fenomena baru di dunia percintaan ini. Pembaca yang terhormat, let's check this story out!

Jadi pertama gua mau bilang, kalau daerah rumah gua itu, adalah kawasan heterogen. Iya, malah sangat-sangat heterogen. Semua jenis kehidupan, adat istiadat, perilaku masyarakatnya, lenkgap semua kaya Taman Mini Indonesia indah. Daerah yang seperti inilah, yang kerap menjadi lahan inspirasi bagi para sineas untuk buat film.Karena banyak orang atau temen-temen gua yang habis gua ceritain pada bilang gini : "Geela, kirain gua, cerita kaya gini cuma ada di film-film..."

Solanya kenapa bisa kaya gini? Rumah gua itu letaknya deket banget sama pintu masuk tol, pabrik, dan tempat-tempat penting lainnya. Dan karena letak yang strategis ini, dimanfaatkan oleh penduduk pribumi yang punya modal gede buat bikin kos-kosan. Nah lo tau sendiri, yang namanya kos-kosan itu gimana. Orang dateng dari belahan dunia mana ajah ( Mmh, mulai dah lebai.. ), udah gitu dateng dan perginya sesuka hati lagi. Dan gua juga sebagai orang yang udah lama tinggal disitu sebenrnya udah paham, tapi ya tetep ajah baik apa nggaknya tu orang yang ngontrak jadi nomor dua, yang nomor satu itu yang penting dia ngekos, dan bayar. Jadi ga jarang lah kalo orang-orang dengan niat sehitam Voldemort, pernah singgah di daerah gua, dan ga jarang juga, yang jadi korbannya itu orang-orang asli situ. Karena hal inilah gua jadi agak mengurangi sosialisasi dengan warga sekitar, tapi ya tetep ajah, kaya cerita ini, dimana gua jadi korbannya.

Oke straight to the point ajah. Gua waktu itu balik malam ( Itu udah jadi pemandangan yang amat biasa ), di depan rumah gua, nongkrong anak-anak bergitar yang merasa bahwa suara-suara mereka semerdu Pasha ( Vokalis Ungu, bukan si Pasha jigong! ). Inilah salah satu alasan gua ga mau terlalu gaul sama warga sekitar, ya karena gua pikir nongkrong sambil nyanyi-nyanyi gini adalah pekerjaan yang amat membosankan, dan sangat menggangu umat! Pas gua lagi copot sepatu, sambil ngobrol2 sebentar sama mereka, tiba-tiba gua denger suara anak teiak : "Tante Jenny, ni Indranya baru pulang ni!"

Anjrit, lo masih pada inget Tante Jenny kan?? ( Yang udah amnesia, baca note gua yang judulnya "Saat gua, dicukur bencong!" ) Seorang tante-tante yang setengah om-om, pria yang separuh jiwanya adalah wanita, dan cowok yang mungkin agak sedkit tomboy! Iya bencong yang salonnya disamping rumah gua itu, dengan anggunya berjalan lunglai bak seorang Miss Venezuela! Pelan-pelan dan pelan, kearah gua!
Mampus gua, tapi biarin ajah, toh lagi rame ini. Jadi gua so gentle ajah, beraniin diri buat ngadepin tu waria!

Dia duduk, nongkrong bareng sama anak-anak. Ga sukanya lagi gua sama anak-anak dirumah gua, nggak tau kenapa mereka tak henti-hentinya berusaha menjodohkan kita berdua! Dibayar berapa sih lo pada sampe rela ngorbanin temen sendiri?? Heran gua...

"Eh suamiku, baru pulang! Kemana aja sih, dosa lo nelantarin istri sendirian dirumah!" Tante Jenny, ngomong sambil desah-desah basah. Temen-temen gua, semuanya ngakak ketawa.
"Lama-lama, aku cerai talak tujuh lho nanti kamu, mau??" Gua semakin tersudut, nggak bisa ngapa-ngapain lagi.
"Tante, ceritain dong yang si Mimin omongin tadi sama Tante tentang Indra!!" Ada satu temen gua yang dekil nyeletuk, nah lo, ada apa lagi?? Belum selesai romansa cinta gua dengan Tante Jenny, ditambah pelik oleh orang baru bernama Mimin.

Jadi, Mimin itu adalah sebuah nama samaran, bagi seorang bapak yang padahal udah punya anak dua, yang sialnya itu bencong juga, dan sial bangetnya lagi itu orang, sebelum Tante Jenny menjajakan cintanya kepada gua, dia udah lebih dahulu suit-suit centil setiap gua lewat.Warga udah pada tau semua kok. Malahan dia pernah terang-terangan nanyain status gua, waktu gua lagi beli bubur barengan dia.
Nah tadinya si Mimin ini kerja kan tuh, tapi karena pabriknya bangkrut dia jadi ke-PHK. Sebtulnya sih pabriknya dia bangkrut sama gua itu ga ada hubungannya, gua pikir. Eh tapi nggak taunya, karena nggak kerja, dia jadi sering nongkrong di depan rumah gua yang kebetulan emang banyak tukang jualan makanan. Pelajaran moral, kalo pabrik di dekat rumah anda bangkrut, hati-hati dengan bencong sekitar!

"Ni Ndra ya gua ceritain sama kamu! Tadi tu aku lagi ngobol sama Mimin, sebenrnya tu aku males ngobrol sama dia, orangnya banyak omong, udh gitu bohong semua lagi. Dia cerita sama aku katanya punya gebetan anak sini, kalo itu mah aku udah bosen dengernya, soalnya pas aku tanya sama orangnya, nggak ada yang pernah ngaku. Beda sama aku, aku mah diem-diem aja Ndra, tapi emang ada pacar anak sini. Maaf ya say kamu aku selingkuhin. Nah yang bikin aku ga terima it lo Ndra, masa dia bilang kamu lagi deket sama dia. Katanya kalo dia lagi di depan rumah kamu, itu dia lagi apelin kamu. Nah aku sebagai istri kamu, yah walaupun kamu mau aku talak tujuh, nggak terima dong diceritain begitu. Maknnya aku mau tanya sama kamunya.." Geleng-geleng, gua cuma bisa geleng-geleng.

Gua ga bisa bayangin ajah, emang seganteng apa sih gua sampe-sampe bencong-bencong laknat itu berebut cinta dari gua?? Padahal di perbandingan yang gua yakinin keabsahannya, dikemukakan bahwa cowok banding cewek itu 1:13 ! Kemana ke tiga belas wanita-wanita itu kalo yang ngejar-ngejar gua ujung-ujungnya cuma bencong? Apa yang ada dalam diri gua yang eror, sampe-sampe daya tarik gua kayaknya cuma mempan buat cewek yang samar2 kaya mereka??

"Nggak kok tante..." Gua cuma jawab itu, sambil nyelonong masuk!
Atagfirullah, astagfirullah 'al adzim!!
Bisa dibilang ini cinta segitiga, tapi segitiganya segitiga bermuda!
Gua harap, tu makluk dua hiportemnia deh di utub utara!

Semprul...

Monday, June 29, 2009

Dirgahayu ke-18 ini, kesabaran gua teramat diuji

Hai... ( Sambil males gitu ), pada tanggal 29 Juni kemarin, 18 tahun yang lalu, seorang pemuda harapan bangsa yang bernama Raden Mas Bagus Indra Julianta, lahir.
Lahir, iya lahir sob, DILAHIRIN! Bukan hadiah ciki, ataupun bingkisan dari burung bangau kaya di kartun-kartun Looney Toones. Bayi nan amat mirip dengan Zack Efron itu, pada awalnya bukanlah bernama Indra Julianta seperti yang dunia kenal sekarang, melainkan Indra Yulianto. Bukan Julianta, tapi Yulianto. Sangat Jawa, dan nggak banget.

Oh iya, gua juga sekalian mau konfirmasi ni, tentang komentar2 fans-fans, yang sering bertanya. Sampai-sampai penasarannya, bahkan ada anak yang bertanya pada bapaknya kaya lagu Bimbo,
malah ada juga yg nanya samapai ke guru lesnya segala, tentang asal muasal nama Julianta. Oleh karena itu, gua akan menjawabnya, sekarang.

Jadi, bisa dibilang gua adalah Juli di bulan Juni. Ceritanya gini, disaat hari gua berojol ke dunia, bokap lagi ga stand by menyaksikan anak keduanya ini untuk pertama kalinya nafas di dunia. Waktu itu dia lagi ada kawinan adiknya apa sodaranya gitu gua ga ngerti. Jadi pas beliau balik, baliknnya tu tanggal 1 bulan July, untuk pertama kalinya dia lihat gua, dan gua lihat dia, dan kita berdua jadi main liat-liatan sampe pelotot-pelototan ( Untung waktu itu langsung dipisahin sama Ketua RT setempat ), dan gua teriak-teriak "Owek-owek-owek!!! Owek-owek-owek!!!" ( Artinya : Jangan pisahin gua, jangan pisahin gua !!! )
Ga jadi berantem, kita langsung baikan dan damai. Dan pada saat itu langsung, biar gua ga selek dan mau maafin bokap, gua disogok, dikasih mobil, eh bukan, dikasih nama, dan namanya adalah Indra YULIANTO! Karena beliau, untuk pertma kalinya liat gua, di bulan Juli.

Nama Yulianto itu, belumlah metmorfosis puncak dalam sistem penamaan seorang Indra. nama itu berubah kembali, menjadi Julianta, setelah mengalami kesalahpahaman adat istiadat administrasi. Nggak tau emang sengaja atau emang peraturannya gitu, setiap anak di Bekasi yang mau buat akte dengan nama beakhiran konsonan 'o', otomatis berubah menjadi 'a'. Korbannya gua sama adik gua:
Indra Yulianto -> Indra Julianta
Ari Puguh Sulistyo -> Ari puguh Sulistya

Sebegitu pelik dan rumitnya proses pemberian nama itu, membuat gua jadi bangga dan yakin banget bahwa nama gua ini akan membawa sebuah keajaiban dalam hidup gua kelak. Nama belakang gua adalah satu hal yang selalu ngebuat gua bisa bangga, dan gua bertekad, Julianta ini akan menjadi klan yang setara dengan tenarnya klan Hilton, Bakrie, atau Sitompul dan Sitorus. Hehe...

Oke itu sedikit flash back aja tentang gua. Sekarang kita balik lagi ke masa kini, tepatnya kemarin, pas gua ulang tahun, yang temanya despondecy, kesedihan...

Sedih, karena sama seperti 17 tahun ulang tahun gua yang dulu-dulu, hari jadi ini selalu gua lalui, sendiri. Ga tau kenapa, gua selalu iri aja liat orang-orag yang ulang tahunnya tu disiram pake air comberan lah, tepung, telor, bahkan ada orang yan ga mau ribet, tu anak yang ulang tahun ditimpuk bakwan. Karena biar ga usah beli tepung terigu sama telur segala, hehe... Kayanya tu seru ajah, rame ngeliatnya. Nandain bahwa yang lagi ulang tahun itu punya temen dan sahabat yang selalu inget dan ga sungkan buat repot-repot ngerayainnya. hal yang ga pernah gua dapet, seumur hidup gua. Karena tanggal lahir gua, sellau bertepatan, sama yang namanya, liburan sekolah... Asmirandahnya booleh dipanggilin lagi ga, mau pinjem pundaknya lagi, mau nangis lagi, haha...

Gua pikir ulang tahun kali ini beda. Soalnya rencana eh rencana, gua mau ngabisin satu hari full senang-senang sama 'my bala-bala'. Eeeh, pas udah mau hari-H, dianya sakit. Batal semua tu rencana. Udah gitu pas magribnya, pas gua udah yakin-yakinnya pasti diterima UMB, gua mesti kecewa ( Lagi ), karena keyakinan gua itu berlawanan dengan kenyataan. Gua direject ( again ), oleh semua unversitas negeri yang gua daftar. Ternyata, emang mulut besar gua ini, belum waktunya berkoar disana. Gua speechlees, gatau harus gimana. Tadinya gua mau diem ajah, ga mau sampe aib gua ga diterima PTN ini didenger orang banyak. Tapi Hp gua yang seharga 13 juta ini, ga berenti-berenti bunyi, yang gua liat sms2 dari temen2 yg ngucapin ulang tahun sama nanyain hasil UMB. Gua malu, malu banget. sama Respita, yang uidah ngasih support dan wejangan-wejangan supaya gua tetep semangat, karena katanya dia yakin banget orang kaya gua itu pantesnya cuma di PTN. Sama wiki, tetangga gua tempat gua sering nanya-nanya kehidpuan mahasiswa di UNJ, dan dia cuma bilang "Ndra, nama lo ada kok di lauhful mahfudz-Nya. Ditulis kalo lo bakal diteima PTN, ini semua cuma masalah waktu kok". Hehe, thanx semua ya, karena lo semua, gua gajadi minum baygon, haha...

Malemnya, gua beli cake seiris, sama lilin sebiji. Sebelum jam 12, gua matiin semua lampu. Gua doa, hening banget. Habis itu gua nyanyi, dengan irama selirih mungkin :

Happy birthay to me...
Happy birthay to me...
Happy birthay, hapy birthay, happy birthay to me...

"Fuuhh..!" Habis doa, lilin sebiji itu, gua tiup.
Gelap...

Saturday, June 27, 2009

Kemarin, gua seperti merefresh diri

hmm..
Hai, setelah gua denger komentar-komentar postif tentang hal-hal yg gua tulis dengan genre stupid sains fiksi ( Mode ngaco, on!) di dalam notes ini, ga tau kenapa, gua jadi makin orgasme buat nulis. Bahkan sampai si Aldo, salah satu temen gua yang membintangi salah satu produk pembersih anti wajah yang namannya ga bisa gua sebutin kecuali inisialya yang depannya 'P' belakangnya 'S', terus tengah-tangahnya 'OND', termehek-mehek minta di tag bilamana gua nulis note baru. Sebuah kehormatan banget buat gua. Oke do gua mau, tapi imbalannya, kita tukeran muka, gimana, deal?? Haha...
Terus juga makasih banget buat adik-adik kelas X yg dah setia menyempatkan waktu buat baca juga. Tapi gua ingetin ya buat kalian semua sebelum Aldo rela menukar mukanya dengan gua ( Do, please ya! Sebulan aja. Tar gua balikin deeh, he.. ), nyadar ga sih selama ini kalian udah buang-buang waktu, pulsa, dan energi buat baca hal-hal yg bisa buat rusak akhlak ini??!! Tapi biarin aja ya! Let's go mad together!!!

Kali ini gua mau cerita tentang pengalaman gua kemarin. Haha, seru mampus sob! Setelah berapa hari ini ga kemana-mana, gua yang mobilitasnya hampir setara dengan rockstar papan atas ( karena dulu ketika masih berkiprah sebagain pelajar SMA, hampir ga pernah dirumah ), merasakan ngga enaknya jadi seorang yang tidak melakuan apa-apa alias pengangguran. Mau belajar buat SNMPTN, males. Ujung-ujungnya, ya cuman gitu nonton TV, dan nonton DVD ( Yg filmnya sih sebetulanya itu-itu doang, tapi entah mengapa hati kecilku, eh hati kecil apa adik kecil ya? Oh ya hati kecil! Hati kecilku tak bosan-bosan untuk melihatnya, haha... )

Jadi hari ini ada diklat BIRU ( ekskul jurnal gua yg tercinta ), di benak gua lansung kebayang bahagianya jiwa watu ngomeli-ngomelin mereka. Berangkatlah gua dengan segenap jiwa yg sebelumnya udah latihan di depan kaca sembari bergaya Agnes Monika, haha...
Sampai disan tepat banget emang pas waktunya menfis. FYI menfis ini adalah proses dimana junior dimaki-maki oleh senior tanpa bisa membela diri. Sesuci dan sebenernya mereka, tetap aja bakalan kena baco dan kena semprot. Inget ga kalian tentang undang-undang yg semena-mena dibuat tanpa persetujuan Mahkamah Konstitusi yg isinya kurang lebih begini :

Pasal 1 : Senior selalu benar!
Pasal 2 : Junior harus tunduk kepada senior!
Pasal 3 : Jika senior salah, maka kembali ke pasal 1!

Hahaha, gua cuma bisa pesan 3 kata buat kalian : KASIAN DEH LO!!!
Oh ya, tapi gua juga mau minta maf buat adik-adik manis dan lucu-lucu yg kemarin gua maki-maki pas diklat. sumpah itu cuma bercanda kok, sumpa cuma bercanda. Bercandaannya anak SMA emang begitu, haha...

Waktu gua lagi marah-marahin anak orang, si Damar nyeletuk "Karma lo Ndra. Entar pas ospek abis lho!"
Amin mar!! Biarin pas Ospek nanti gua habis dibantai dengan cara kaya apa! bahkan anuskopi sekalipun ( Anuskopi adalah hukuman yang initnya tu memasukan apa saja ke lubang keluarnya kentut. Mmh, ngilu-ngilu dah lo! ) Karena apabila gua udah ikutan Ospek, berarti itu namanya gua udah dapet kuliah kan! Karena sampai saat tulisan ini dibaca oleh anda semua, gua sama sekali belum diterima dimana-mana. Boleh tolong pinjemin pundaknya Asmirandah ga? Gua mau nangis ni...

Jasi hari ini gua ada 3 acara. Tadi pertama diklat, terus abis itu syukuran kelas gua, selanjutnya reunian SD. Habis kelar diklat gua langsung ngumpul sama anak-anak kelas. Nonton film yang dibuat sama Raden ( Thanks bro, that's cool ), perasaan gua mau tertawa termehek-mehek, dan menangis terbahak-bahak. Kelu..

Sebelum kelar acara, gua sama Pao langsung cabut pamit. Oh iya mungkin kalian sedikit doang yg tau, gua dan Faolima sudah terikat tali persahabatan mulai dari SD, SMP, dan SMA. Kemistri diantara kami sudah sangat kuat, bahkan rencananya hubungan ini akan kami lajutkan ke jenjang yg lebih serius. Tapi sayang orang tua kita ga ngijinin. Yaudah deh, hubungan itu, cukup sampai disini. ( Sambil diiringin backsound Ciinta Terlarang, haha... )

Kita berdua naik angkot, duduk di depan kayak manten kawinan.Sampai disana, para tamu undangan udah pada ngumpul. Eh bentar, ini acara reunian apa nikahan sih??
Haha, ternyata temen-temen SD gua, perubahannya drastis-drastis. Sempet pangling sih, tapi setelah diingetin sedikit, langsung inget lagi.

Seru bangat, haha...

XII IPA 2

"Zoom out : Sebuah kelas berbasis IPA sebagaimana kelas biasa lainnya, zoom in : panti rehabilitasi remaja yang menderita degradasi jiwa"

"Hai, welcome to our zone !!" Mungkin itulah kata-kata ramah yang amat renyah, yang akan kalian terima bilamaa menyempatkan main atau sekedar menjalin silaturrahim dengan kelas kami, XII IPA.

Kelas yang terletak disalah satu kawasan pengkolan (sorry, ini bahasa Uzbekistan. Bahasa Indo-nya belokan) SMA 4 Bekasi, yang memiliki point of view paling dahsyat se-SMA di Asia tenggara. Karena dari sini, kalian bisa melihat dua kejadian paling hebat di pagi hari. Sebuah fenomena alam dimana sunrise dengan anggunya keluar dari celah-celah genting masjid Al-A'raf, dan gejala sosial digetoknya sejumlah siswa yang datang disaat-saat injury time, oleh Pak Satpam yang wibawa tiada terkira, ha...

Straight to the point, nama kelas ini SIANIDA ( It means : Serikat Anak Nongkrong Ipa Dua ). Jadi waktu itu ceritanya, dari menteri pendidikan nasional memberikan mandat bahwa semua kelas di seluruh Indonesia harus punya nama gaool gedhoo. Tadinya kita nggk mau dan mutusin buat pakai nama ipa dua aja, biar simpel da nggak ribet. Tapi arena takut akan ancaman yang menyatakan bahwa barang siapa yang kelasnya ta mempunyai nama gaool gedhoo, maka 'barang' warga pria dari kelas tersebut aan dikebiri secara perlahan-lahan menggunakan pisau cukur karatan yang harganya seribu lima ratus perak. Karena takut 'adik-adik' kita riwayatnya akan tamat oleh pisau cukur berkarat, langsung deh sradak-sruduk bikin konferensi sains tingkat internasional yang bertujuan mencari nama gaool gedhoo. Setelah melalui perdebatan yang sengit ( Sampai perwakilan dari XII Ipa 2 SMA 4 Helsinski mau adu panco sama perwakilan dari XII Ipa 2 SMA 4 Kairo) dipilihlah nama itu dengan alasan nama yang paling ilmiah. Nama yang paling bisa menutupi ketidaktahuapaapaan kami pada cabang ilmu yang menuntut kerja ekstra otak ini.

Wali kelas kami, adalah Ibunda Guru Hj.Dra. Aisyah yang mana beliau menjabat juga sebagai guru PKN. PKN sob, apalagi coba yang selalu dia wanti-wanti ke kita selain, matematika... Sory, salah. PKN sob, apalagi coba yang selalu dia wanti-wanti ke kita selain moral ( Ini yang benernya ) !! Beliau selalu menekankan pada kami, bahwa dasar dari segala sumber dasar ialah moral ( we will always remember it mom ), tanpa moral, semuanya akan kacau. Mungkin karena nasihat inilah, kelakuan kami yang ekiuvalen dengan golongan orang-orang yang patut masuk penjara, jadi agak mendingan, he...

And then, langsung ke murid-muridnya aja kali ya ! Kelas ini dibagi menjadi empat baris. Here we are, wajah-wajah SIANIDA itu!

Baris pertama, dihuni oleh : Khumaira-Fany, Hannah-Putri, Afnita-Monica, Bunga-Tami, Pasha-Fitang ( a.k.a Adhit, Budi, Jarot, Alex, and many more ), dan Indra-Ginanjar. Mulanya barisan ini amat sangat nyaman dan tenteram. Namun setelah kedatangan eempat pemuda sok ganteng, yang sok tau, dan kerjaanya cuma sok care sama kemaslahatan kelas ( padahal tanpa campur tangan mereka semuanya akan berjalan normal ), hilanglah semua kedamaian itu. Wanita-wanita yang tfak berdosa dan lemah tanpa daya itu, dijadiannya objek fantasi-fantasi haram mereka.

Baris kedua, digawangi oleh : Faolima-Isti, Eka.N-Sarita, Cyntia-Denti, Respita-Eka.M, Rahmi-Ajeng, dan Tafi-Michael. Komposisi orang-orang dalam barisan ini, membuat kami menamainya Barisan Lembaga Ilmun Pengetahuan Ipa Dua ( BLIPID ). Karena hanya barisan inilah, yang selalu tertawa syalala-syilili dikala hari pembagian nilai ulangan tiba. Not cry, like the others.

Baris ketiga, besemayam : Melan-Desi, Anis-Gloria, Siti-Luluk, Febri ulfa, Arista-Ria.F, Indah-Ria.T. Semua betina, tak ada jantannya. Lalu lintas dunia pergunjingan bangsa Indonesia, baik dari seleb papan atas sampai rakyat jelata bisa, semuanya lengkap dibahas tuntas.

Baris keempat, digagahi pria-pria jantan macho perkasa pecandu viagra. Mereka adalah : Topik-Bisma, Fadli-Raden, Ajis-Iqbal, Heru-Adi, Dimas-Hanggara, dan terakhir Dwi-Dian (mereka pria atau wanita, rahasia itu masih tersimpan rapat dibalik kerudung-kerudung mereka ). Seringkali bertindak sebagai golongan oposisi, bahkan sampai membentuk sebuah partai sayap kiri yang dinamai CP9. Layanya pria-pria pada umunya, tema utama tentulah cinta. Tak ada lain.

So, the conclusion are :

*Kami adalah sekumpulan manusia yang terikat takdir pengocokan kelas, dan bertemu dengan orang2 yg belum mengenal satu sama lain.

*Sekelompok manusia yang mempunyai ketertarikan ilmu di bidang hitung-hitunganan, dan semua hal yg berkaitan dengan alam beserta misterinya.

*Sekumpulan manusia yang berusaha untuk mencoba sukses bersama.

Sunday, June 21, 2009

Finally, lulus juga

Sob, kemarin-kemarin gua sempet dibuat deg-degan samapai mau mati rasa karena suatu hal :Nungguin pengumuman UAN.

Gua yakin lo semua anak-anak kelas 3, masyarakat kelahiran '91, ngerasain hal yang sama juga. Ga tau kenapa, hari itu,tukang pos adalah profesi yang paling mulia di seluruh dunia buat gua. Mungkin kalo gua ga berhasil jadi diplomat, model, pemain film, penulis, pegawai kantor, atau MC papan atas, gua akan banting setir, jadi tukang pos.Ya mungkin, kalo jadi tukan pos, bisa buat gua keliling dunia.
Setelah selama ini perannya terabaikan karena digeser teknologi super canggih bernama sms, jasa-jasanya nggak dipakai lagi karena orang lebih interest wall-to-wall an daripada surat-suratan, pak pos alias postman kembali jadi idola bagi kita muda-mudi SMA. Dan siang itu, sebelum gua berangkat les, beliau datang juga. Membawa secarik kertas yang akan menentukan jadi apa nggaknya gua bunuh diri dengan cara berantem sama banteng nanti. Kalo di surat itu gua lulus, berarti hidup gua masih dapet injury time. Tapi kalo sampe kata disampingnya yang jadi ide pokok surat buat gua itu, well... Permainan berakir, alias game over! Gua siap, mati syahid diinjek-injek banteng! ( mati syahid dengan cara diseruduk banteng sumpah cuma dalil fikitf hasil karya imajinasi gua. Orang yg melakuknanya gua jamin ga akan masuk surga, beneran suer tekewer-kewer! )

What you think, is what you get! Pepatah itu memang beneran adanya. Gua bersikeras untuk positif thinking bahwa anak sealim gua, yg hidupnya selalu didasari dengan asas Ketuhanan yan Maha Esa, tidak akan diuji dengan ujian yang sedemikian beratnya. Kata-kata ga lulus coma cocok buat anak yg merkosa ibunya sendiri, korupsi uang kas kelas 13 milyar, tauran sama ABRI, dan ngeganja di dpan dewan guru besera staf tata usaha. Untung orang yg umur 17 tahun baru tau kalo adik bayi itu ternyata adanya bukan dari burung bangau melainkan dari proses 'gagah-gagahan' yang dilakuakan oleh mama dan papa, kaliamat ga lulus itu terlalu sarkasme. Jadi tuhan ga akan tega anak sebaik gua ini shock terus koma 5 bulan cuma gara-gara hal ini. Jadi intinya, gua lulus. Iya gua lulus. Fuuh, thanks Allah..

Sebelumnya gua mau terima kasih buat temen-temen angkatan gua. Yang udah jalanin masa 3 tahun sangat ajaib ini sama-sama. Dunia mimpi udah lewat sob. Masa-masa paling ajip ini dah kita lalui dengan cara yang sangat menyentuh jiwa. Wake up!!! Sekarang adalah masa realita, masa dimana lo ga cukup cuma makan cinta!

Hari bersejarah ini, perlu yang namanya dengan perayaan. Yah kecil-kecilan aja, dan gua mutusin buat bagi-bagi rasa seneng gua ini, sama 'my lovely bala', dan temen-temen terdekat gua.
Siang sampai sore kaya biasa aja gua nonton sama dia, habis itu makan, habis itu udah pulang. ( Ooh, emang waktu serasa jadi hal yang paling ga asik kalo kita lagi berduaan sama orang terkasih. Berasanya tu berlalu cepet banget). Melamnya baru sama temen-temen. ya kaya biasa, ngumpul dirumah alfin, habis itu baru deh mutusin mau jalan kemana.

Pas gua disana ternyata eh ternyta ada si qudil temen smp gua. Ceritanya dia SMA nya mau sok-sokan di Bandung, jadi kalo balik ke bekasi dia selalu nyempetin mampir ke rumah alfin. Dan sama ja kaya dulu, ni anak selalu membuat gua terkagum-kagum dengan apapun yg dibuatnya. Kalo mau tau definisi orng cool menurut versi seorang Indra Julinta, semua ciri-cirinya ada di dia semua. Diem, kalem dan cuma bisa cengo! 360 derajat bedanya sama gua. Itu gambaran dia kalo dari luar. Tapi kalo lo dah kenal banget, jenius dan unpredictable. Begitulah emang kodrat orang diem, kata-katanya ditunggu orang. Kalo gua ga nanya-nanya sama dia, sampe sekarang pun gua ga akan tau kao dia dah jadi, mahasiswa resmi ITB, jurusan perminyakan dan pertambangan. Mmh, congratz bro... Selamat, lo makin bikin gua jadi orang pendengki.

Ga berpa lama, si Pasha sama Jarot dateng ( Oh ya sebelumnya selamat ya rot lo keterima di Mercubuana. Universitas paling terkemuka se apa gua ga ngerti karna jujur kirain gua mercubuana itu merek kondom, hehe..). Gatau si Ginanjar kemana, katanya sih lagi ngenterin Fany balik. Jadi tu anak kaga ikutan dah. Akhirnya kita mutusin buat jalan, ke BCP. Pengannya sih cuma mau dapet hot spotan sama nongkrong-nogkrong sambil cuci mata. Tapi karena BCP dah mau tutup, jadinya bikin plan B yg initinya kita semua lansung hijrah ke: Kemang Food Fest.

Jujur gua adalah tipe orang yg norak banget sama hal-hal yg bersifat pertama dalam hidup. Gua akan ceritain itu semua ke orang-orang dengan sangat antusias. Jadi harap diumaklumin kalo ke Kemang ja gua sedemikian hebohnya gini, maklum orang Bulak Kapal, haha...

Akhirnya, kesampain juga gua mendudukan pantat di salah satu tempat nongkrong paling legendaris se-Indonesia ini ( halah lebay). Pemandangannya sob, beeuuh boong lo kalo ga mau lama-lama kongkow-kongkow disini sambil liatin 'peuyeum' yg kakinya tu lurus-lurus panjang model-model aura kasih gitu. Bule-bule seliweran berasa gua sedang ada di Bali, bikin gua jadi mau bawa bantal sama kasur terus gelar tiker buat nginep disini, haha...
Si jarot yang kedahsyatan birahinya dah satara Pangeran Kelantan, kagak ngedip-ngedip sama sekali. matanya foya-foya, seger akan paha-paha yang dia anggap dah kaya vitamin A. Gua sama pasha cuma sibuk meratiin orang-orang disitu, qudil asik sama lap topnya, dan si alfin, nahan kencing karena ga kuat diliatin sama homo yg gentayangan di tempat itu. Bener lho sob, homo itu dah jadi life style. Selalu tempat-tempat keren yg gua datengin, ada minimala sepasang perwakilan dari kaum ini. Tadinya gua mau niat jahat buat nuker dia sama sepiring nasi goreng, tapi kareng ada pepatah teman tidak bisa dijdikan alat tukar, jadi gajadi dah ah. Pini, kalo kita jahat mah, lo balik dari sana daam keadaan dah ga perjaka, ha...

Pokonya hari kelulusan gua itu, sumpah sumpah amazing banget.

Monday, June 8, 2009

Someday, buku gua pun akan dilaunching dengan cara seanggun itu.

Waktu kemarin, pas pulang dari perpisahan, kangen gua sama 'my emil bala-bala' tak tertahankan. Jadilah gua janjian nonton di tempat biasa. Pas lagi nunggu dia dateng, gua mampir sebentar ke gramedia. Kalo gua masuk kesana, selalu perasaannya sama seperti masuk toko mainan saat gua masih balita. Nggak ada bosen-bosennya, ngabisin satu buku yang dah ga kesegel sambil diri berjam-jam pun ga akan kerasa.Rasanya bahagia aja. Dari situ gua berkesimpulan, salah satu orang yang bakal masuk surga adalah : yang punya gramedia! Ha...

Gua langsung menyambangi tumpukan komik di pojok kiri gramed. Habis dari situ ke novel-novel ( Paket twiight yang satu set langsung menggoyahkan iman gua untuk segera meminangnya. Ga, gabisa. Nyawa gua buat hidup selama 30 hari lamanya akan the end kalo gua beli ni bundelan ), eh pas gua mau jalan ke bagian majalh, disitu rame banget orang-orang lagi pada ngumpul. Kirain gua ada Manohara lagi mampir kseini buat beli buku "Sebulan mengecilkan payudara", eh ga taunya... Di tengah keramaian itu duduk empat orang berparas cantik dan tampan maut. Iya, mereka adalah para pemain ketika cinta bertasbih, yang lagi launching buku versi filmnya. Oh gosh, ngeliat mereka, jadi pengen ngubur muka. Ha...

Merekat berkata begini-begitu. Tentang ini dan tentang itu, si abu serta si itu semuanya dijelasin panjang lebar. Tapi gua ngeliatnya kok ganjil ya?? Masalahnya dari stadi ( Halah, bekasi gua keluar ), yang ngomong itu mbak-mbak maha cantik yang berkerudung doang. Yang katanya siih pemeran karakter ana di film itu. Yang lainnya diem, entah belaga so' cool apa gagu gua gatau. Si Alilce norin, bioniya DJ Riri, setiap ditnya ngeles mulu kaya metromini mau ke podok labu. Sekalinya jawab, statement nya selalu ngaco dan ga nyambung! Emang, walaupun lo artis, dengan dikelilingi buku-buku di sekitar lo, kalo emang udah dari sananya blegug, sampai kapanpun lo ga akan pernha terlihat cerdas.

Langsung setelah berapa lama merhatiin mereka, hape gua yang sangat sophisticated, mengeluarkan vibra maha dahsyatnya. Gua baca, ada sms dari 'si bala-bala'. Yaudah gua langsung cabut, dalem hati langsung janji : "Someday, buku gua pun akan dilaunching dengan cara seanggun itu.."

Sunday, May 24, 2009

Ciao science...

Gua udah memutuskan bahwa saat praktik kimia kemarin, adalah hari terakir gua berkarir di dunia Ilmu Pengetahuan Alam. Sedih memang, tapi ya mau ga mau ( Yg bener dong lo, mau-mau kagak-kagak, bakwan.. ) gua harus rela meninggalkan itu semua. Meninggalkan hingar-bingarnya dunia, yang sangat amat butuh logika.

Honestly, science isn't my real passion. Gua emang ga pernah suka sama ipa. Sejarahnya gua masuk sini tu, hanya dilandasi gengsi yg berlebih agar tampak lebih terpandang. Sama tuntutan keluarga yang mengharuskan gua maksain ini semua. Sorry, maksain disini bukan dalam arti maksain kapasitas otak gua yang kalo dari lua keliatan banget pentium satunya. Karena kalo gua suka, yang namanya Michael Aditya Lesmana itu mah lewat. Respita tumbang, Heru tiwel, Jarot-Genjer-Pasha, haha mereka lagi... ( Sombongnya manusia yg satu ini ). Tapi lebih ke maksain untuk gua harus cinta. Jujur, hal yg paling gua cinta di dunia ini tu cuma satu, Dian Sastro.

Alhasil, gua harus menjalani dua tahun palsu gua dengan sok-sokan enjoy ngitung kecepatan kereta, belaga mendebatkan teori evolusi itu bener apa cuma legenda, gaya-gayaan nyampurin asam klorida sama apa tau itu gua lupa namanya pas lagi praktek kimia, di mulut gua tersenyum lebar sob, tapi dalam hati... Dalam hati, perasaan gua teriris-iris kaya orang yang ditinggal mati bini...

Tapi, itu semua sudah cukup. Semaunya enough, untill this point. Gua beraselerasi, murtad, pensiun, dan sudah merasa sangat cukup dengan dunia sains. Terima kasih banyak, karena 2 tahun gua mempelajari lo, gua jadi ga takut lagi sama setan. Karena dilihat dari sudut pandang ilmiah manapun, yang namanya setan itu nggak ada. Logika gua jadi semakin lancar, semua mitos kaya jerawat tumbuh karena kebanyakan makan telor, dengkul kopong karena kebanyakan masturbasiong, dan masih banyak lagi lainnya, bisa terpecaahkan dengan pendekatan secara ilmiah. Pakenya pyur murni logika, ada datanya, ngak pake kira-kira...

Akhirul kata, selamat datang dunia sosial. Gua harus lebih banyak-banyak lagi mengenal Karl Marx, Keynees, Adam Smith, dan bapak-bapak ekonom mahsyur lainnya. Dua minggu gua udah belajar IPS, hasilnya, awesome. Dengan sangat amat cepat gua berhasil mempelajri itu semua. Terbukti, kalo lo melakukan segala sesuatunya dengan berdasarkan passion, ngangkat bumi pun kalo lo suka, bisa terjadi.

Ciao Science...

Saturday, April 25, 2009

Saat gua, dicukur bencong !!

Halo, halo, halo...
Ketemu lagi, sama gua Indra Sugiono, kembar siamnya si ganteng Cristian Sugiono. At this time, gua mau cerita tentang pengalaman pahit gua, dicukur sekaligus di-PDKT in, sama sesosok makhluk tinggi besar menyeramkan dengan jakun segede biji duren Palembang, yang di dadanya tertempel tetek-tetekan hasil rekayasa genetika, makluk legendaris, yang biasa kita sebut, bencong...

Yap, benar sekali para pembaca yang terhormat, bencong. B-E-N-C-O-N-G!! Jelas kan?? Gimana ceritanya gua bisa terjerat cukuran asmaranya, amatlah panjang bila diceritakan. Namun cuma buat lo, buat lo semua para pembaca setia notes gua, gua mau cerita, salah satu ( salah banyak sih aturannya ), tragedi pahit dalam kehidupan gua, yang serba tampan ini.

Alkisah, di sekolah gua yg bernama "SMA 2+2", terjadi razia murid ganteng berambut panjang secara underground, alias diam-diam. Karena gua termasuk kedalam kategori diatas (PD dahsyat), maka gua pun mau nggak mau harus rela ikut dibekuk. Kata guru gua, cuma orang-orang ganteng yang kena, yaudah gua juga agak sedikit kebanggaan dong karena termasuk didalmanya,gua pun berjalan tralala-trilili kearah ruang BP. Lansung gua mikir, didalem pasti ada Aldo ganteng, Amet ganteng, Alfin ganteng, dan ditambah gua, Indra ganteng, yang lagi mau dirapihin rambutnya, buat dipajang di depan sekolah, biar orang2 yg lewat bilang "Ih, anak 4 ganteng-ganteng ya! Tapi kok, itu ngapain tai kotok monyet bulak nyempil disitu??" mampus-mampus dah lo Ndra...

Tapi, gua dikhianati. Gua ditipu, diperdaya oleh wali kelas gua. Di dalam, gua lihat calon-calon begundal bangsa, dengan rambutnya yang berkibar-kibar kaya bendera slank di konsernya ungu. Nggak ada Alfin ganteng, Amet ganteng, apalagi Aldo ganteng, berarti predikat ganteng yg gua pikir bakal gua dapet secara de vakto, gagal. Shit man..

Gua dicukur, dengan semena-mena. Rambut gua diperkosa, dikoyak-koyak harga dirinya. Poni gua, yang selama ini gua banggakan ke para tetangga, bertemu denga ajalnya. Gua berusaha berteriak, berusaha bilang "Ibu, please! Cuma rambut ini yang bisa buat saya merasa sedkit lebih mirip manusia. Karena dengan rambut belah pinggir yg ujungnya pecag-pecah ini, waktu itu saya hampir dibilang mirip Ariel Peterpan. Ibunda guru, saya mohon, dengan sangat.."
'KRESS..' Nggak mau berbasa-basi, poni gua, jatuh berceceran. Kalo boleh nangis, gua nangis dah disitu.

Pulang sekolah, gua lansung meyambangi salon cukur langganan. But, unfortunetly. abangya pindah praktek, nggak tau kemana. Gua berusaha cari tempat pangkas rambut yang bisa menormalkan penampilan gua yang udah terlanjur ancur, tapi hasilnya nihil. Gua balik kerumah, lunglai.

Pas mau sampe kerumah, gua teringat, di dket rumah gua, ada salon. Tapi, akan tetapi, tapinya, tu salon yang punya bencong gatel, bernama Tante Jenny, yg dari awal mangkal, eh salah buka salon maksudnya, udah ngeliatin gua dengan birahi amat menggebu-gebu. Pas beli nasi uduk, sabun di warung, pulsa di wartel, tu orang berusaha mencuri perhatian gua dengan rayuan "Indra, hai..." Kok, dia bisa tau nama gua?? Demi penguasa bumi dan surga, yang ngasih tau nama gua ke dia, semoga masuk ke selangkangannya tu banci, amiin...

Setelah gua pertimbangkan masak-masak, dengan pemikiran yang amat memeras logika, gua putuskan terjun ke sarangnya. Gua udah megang duit banyak, soalnya gua takut tu bencong tiba-tiba ngasih harga yg ga kira-kira, terus mengancam gua seperti "Bayar apa mau buka celana??"
Setelah megang duit yang banyak, tak lupa gua mengajak temen tetangga gua yang udah rada akraban sama tu bencong, gua ga tau alasan dia bisa akrab gimana, tapi yg gua tau, temen gua itu emang rada sarap. kalo lagi nggak ga punya duit, apapun akan dia lakukan. Termasuk pacaran sama bencong, mungkin...

Gua masuk, dengan hati yg masih nggak rela. Dan duduk, di bangku salon yang menurut gua, lebih keliatan seperti bangku listrik tempat mengeksekusi bandar-bandar ganja. Dan setelah itu, teror pun dimulai...

Tante Jenny (TJ) : Kamu kenapa sih takut banget kesini?? Takut diperkosa ya??? ( Buset, baru pembukaan, dia udah terang-terangan mau perkosa gua, gua sok-sokan tenang, temen gua cekikikan )
Gua (G) : Iya om, eh maksudnya nggak tante..
TJ: Kamu kenapa ini rambutnya? dicukur guru ya?? mmh, kalo jadi kamu, saya pacarin deh tu gurunya (buset, yg namanya banci itu sporadis abis. Belom selesai dia bilang mau perkosa gua, eh sekarang guru gua mau diembat, gua mulai panik, temen gua maikn girang)
G : Mmh, pengennya sih tante. tapi, kayaknya mereka udah pada punya suami deh, he...
TJ : Kamu kenapa sih, kalo saya panggil nggak pernah nengok? padahal saya udah susah2 lo nanyain nama kamu... (Anjrit, tu bencong termasuk kategori bencong nekat terfavorit! sampe nanya2 nama gua coba !)
G : Emang ya tante?? Oh, mungkin akunya ga denger. Ngomong2, nanya nama saya sama siapa??
TJ : Ada deh, narasumber dirahasiakan ! ( sial ga dikasih tau, padahal kalo sampe gua tau, tu orang bakalan gua jejelin celana dalemnya Tante jenny yg jelas2 gua liat digantung pake tali rapia, besar dan berenda-renda). Kamu emang sekolah dimana? kelas 3 ya??
G : Di sma 4 tante, iya kelas 3. ( Bagus, sekarang dia tanya sekolah gua dimana, tar ni bentar lagi, pasti dia tanya sempak kesukaan gua warna apa)
TJ : kamu nanti mau ngelanjutin kemana?? ( Yang pasti, di otak gua nggak ada pikiran untuk meneruskan hidup dengan berumah tangga, apalgi sam lo ya cong!! )
G : Lagi nunggu penguman UGM
TJ : Jogja?? ih, jauh banget. Ga bisa ketemu dong?? Oh iya, saya punya lho mantan di UGM?? (Hoo, jauh ya?? Bodo amat, emang gua pikirin!!!)
G : ....
TJ : kok diem, saya ada lho mantan di UGM. Tapi ya gitu, dia ketauan dan ga boleh sama orang tuanya. Padahal kita udah main cantik lho! ( Bagus, berarti orang tuanya masih waras dan bertanggung jawab, Dengan ga membolehkannya anak cowok apa cweknya berpacaran dengan ni monster?? )
G : Mmh, mantan tante? cewek apa cowok??
TJ : Ya cowok lah... ( Ooh, pelajaran baru. Kalo bencong ngomongin pacar atau mantannya, ga usah ditanya-tanya kaya gua gitu,buang-buang waktu, udah pasti jawabanya COWOK!)
G : Ooh, maaf. Terus gimana sekarang, putus?
TJ : Iya, tapi saya udah jadian lagi, sama anak sini. Kamu ga tau kan suamiku?? ( Gua nengok, celingukan, apakah 'suamiku' itu adalah gua?? Mmh, beruntung, ga ada orang lain lagi disitu, temen gua udah berhasil kabur dengan amat manisnya, tanpa bilang-bilang, dan suami yg dia maksud, tak lain dan tak bukan, itu gua..)
G : OOh gitu, sama siapa? ( Gua sok-sokan penasaran, tapi biarlah..)
TJ : Kan tadi saya bilang, saya mainnya cantik. Jadi nggak ada yang tau. Kamu mau dicukur apa ni suamiku?? ( apa, gua salah denger ga sih?? Lo cantik?? Haduuh, lagi-lagi ada kata suamiku)
G : mmh, kata pacar gua, suruh cukur kaya Bambang Pamungkas tante, yg model mohawk gitu.
TJ : HHAAH !! APA !!kamu udah punya pacar?? Yaah, patah hati deh gue..

Setelah gua bilang itu, percakapan yang berbau erotis yang menjurus ke penembakan gua pun selesai. Dia cuma ngomong apa gitu tau gajelas, dan gua cuma jawab seperlunya. Setelah gua ketemu sama belahan hati gua dan memamerkan rambut ini, dia bilang : "MMh, yang. Rambutnya bagus tau, kamu cukur dimana? Kalo cukur disitu aja terus..."

Haduh, dia ga paham, pengorbanan gua untukk cukur begini. Jauh lebih berat, daripada bikin Jarot jadi ganteng. Sumpah daaah!! Gua cuma jawab pelan : Nggak yang, MAKASIH BANYAK!!!

Friday, April 17, 2009

Masa depan gua, masih antah berantah

Jujur, gua selalu ada rasa gimana gitu ngeliat temen-temen sejawatan gua, yg udah pada keterima di PTN. Emang sih gua juga turut gembira, tapi cuma sekedar sebagai figuran, buikan aktor utama. Ya gua tau, pada intinya ini adalah sebuah perasaan dimana gua ingin juga merasakan kesenangan yang sama, yang kalo diterjemahkan kedalam bahasa Bulgaria-nya itu, sirik...

Mereka pada asik cerita-cerita : "Eh, kampus gue gede banget lho!"
Terus dibales "Gedean juga kampus gue"
Terus siswa gaul nyeletuk : "Gaoolan kampus gue. Anak-anaknya pada doyan clubbing yang ajep-ajep gemana gedhoo"
Siswa alim: Aduh gua ngeri nih. Tar belom ada 1 semester gua udah ga perjaka. Kampus gua parah banget!
Siswa mesum : Ajiip. Tar tiap minggu, gue bawa ayam kampus goreng yg rasa merica ke kosan gua!! Ha..

Ya wajar sih, itu hak mereka. Mungkin salah gua juga, yang belajarnya belom sejungkir-balik temen2 yg dah pada ketauan mau kuliah dimana. Tapi, sedikitlah hargai kami, siswa warga masa depan bimbang, ya mau jadi apa nanti, kita masih buta, alias belum ada gambaran.

“Buat apa masuk FK…? Buat apa masuk FK…? 10 tahun jadi sarjana, Paling cuma jadi dukun…
Buat apa masuk Teknik…? Buat apa masuk Teknik…? 9 tahun jadi sarjana, Paling cuma buka bengkel...
Buat apa masuk Hukum…?Buat apa masuk Hukum…? 8 tahun jadi sarjana, Paling cuma ngurus maling...
Buat apa masuk FISIP…? Buat apa masuk FISIP…? 7 tahun jadi sarjana, Paling cuma jadi Lurah...
Jangan masuk Psikologi…! Jangan masuk Psikologi…! 6 tahun jadi sarjana, Cuma ngurus orang gila...
Buat apa masuk Sastra…? Buat apa masuk MIPA…? Apalagi masuk FKG… Tidak punya masa depan...
MASUK SAJA EKONOMI, PALING HEBAT FEUI, 4 TAON JADI SARJANA,PALING SIAL JADI MENTERI!!”

Ini yel-yelnya anak ekonomi ui. Gua nemu di situs www.uigue.com
Jadi dukun, buka bengkel, ngurus orang gila, whateverlah. Tapi yg pasti, masa depan mereka jelas kebayang. Nggak abstrak. Lo baca bait sebelum terakhir, yg masuk sastra, MIPA, ma FKG aja masih dikatain belom punya masa depan, apalagi ini gue, belom masuk apa-apa. Udah ga punya duit, ga punya masa depan pula. Mau nangis jadinya, boleh???

Wajtu itu gua dah ikut sima ui. Tapi ditolak. UGM juga ikut, di reject juga. Udah, abis itu gua pesimis. Kalo dianalogikan, hal yg palin tepat untuk menyamakan perasaan gua adalah : Perasaan caleg, yg kalah pemilu. Kurang lebih ya kaya gitu. Padahal gua udah sesumabar sama Kak Pay, janji mau nyusul dia ke Depok. Gua udah minta ijin sama my Emil bala-bala, ntar kalo gua ke Jogja, kita akan tetep masih jadian. Tapi, emang tong kosong nyaring kentutnya. Si Indra the bacot men ini, bener-bener cuma bisa berkoar! Tanpa bukti, hanya janji...

Tapi mulai dari itu, gua janji sama diri gua sendiri. Gua harus bisa masuk negeri. Gua lah segelintir pelajar SMA yang bisa merasakan nikmatnya bangku kuliah di PTN itu. Respita, yang udah kedaftar namanya di Fisika UGM, langsung nasehatin gua : "Banyakin Tahjjud aja Ndra!"
Lansung, terngiang-ngianglah kata-kata sakti dari orang yang bernama Bapak Mario Teguh, yang kurang lebih :
"Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil"

Definisi pagi yang indah

PAGI DUNIA !!!
Enak ya, ngucapin kalimat diatas, dengan perasaan selepas-lepasnya.Lantang, tanpa beban, mmh damai...
Dari gua masih kecil, pas lagi imut-imutnya kaya Derbi Romero di petualangan sherina, gua udah percaya kalo kesuksesan seseorang itu ditentukan dari bagaimana dia memulai harinya. Kalo masih pagi dia udah cemberut kayak om-om gatel yang kegep main serong, gua yakin, selama 24 jam ke depan, dia akan menemui hal-hal lain yg bakalan buat dia makin banyak cemberut. Tapi, kalo seseorang memulai paginya dengan sebuah senyum, cukup satu senyum ajah, gua berani jamin, orang itu akan mendapatkan senyuman -senyuman lain yang nggak ia sangka-sangka.

Dan gua, selalu mencoba untuk melakukan hal itu. Apapun yg terjadi di kemarin hari, gua selalu berusaha disaat bangun tidur, satu senyum dari bibir sensual gua (Hoek) ini, harus keluar. Nggak perduli apapun kondisinya, mau gua malemnya begadang kek, mau tadi malemnya Juventus kalah lagi kah, atau sebelum tidur gua sedang dalam keadaan kelaperan (ini adalah salah satu keadaan dimana gua paling ga bisa tahan), semuanya itu ga mengurungkan niat gua untuk menyumbangkan satu kebahagiaan buat Bekasi yang makin lama makin nggak asik ini.

Banyak orang suka menyalahkan keadaan. Mereka nggak mau ikut meryakan kesucian pagi hari, dengan bejubel bacot yang gua pikir jatohnya malah bikin sumpek suasana. Emang gua yakin, definisi orang tentang pagi yang indah mungkin seperti : Mata melek-nguap-nengok kiri roti bakar dan teh anget manis tersaji-nengok kanan ngeliat handphone ada sms ucapan selamat pagi dari orang ter'mmuaachh-bangun-buka jendela-ngeliat pemandangan yang ada air mancur kicrik2 sama burung suit2-liat kalender yang ternyata tanggal merah-tidur lagi... Dahsyat! The perfect morning!!

Tapi hal tersebut sangat amat tidak berlaku buat single student macem gua! Pagi gua itu kalo mau digambarkan, kurang lebih gini :
-Bangun, lansung senyum kayak orang sawan!
-Ngadep kiri, nggak ada teh anget apalagi roti bakar. Yang ada buku-buku gua yg berantakan!
-Ngadep kanan, ngeliat ke lemari baju yang ada kacanya, sekarang gua liat muka siapa itu yang berntakan (Sumpah, serem abis!!)
-Liat hape, nggak ada sms mesra apalagi cinta. Yg ada malah "Ndra, balikin buku gua. Oh iya kembalian ketoprak gua yang 2.500 lo bawa juga. Awas lo lupa!!" (Gubrak !)
-Habis liat sms penyambutan itu, lansung sms orang-orang : "Eh jadwal pelajaran ntar apa?" sama "San, gua bareng lo ya!"
-Dapet sms jadwal pelajaran dari Respita, lansung gedubrak-gedubruk nyiapin bukunya.
-"Indra..!!" Si sandi dah nyempe.Sementara orang yg disamper, masih belopatan iler.
-"Iyah sebentar san..." Sambil berak sekalian mandi. (Berak sekalian mandi?? Ga kepikiran kan lo! Disitulah jeniusnya seorang Indra Julianta, ha..)
-Buka pintu, ngeliat tampang sandi yang senewen mampus!
-Beli nasi kuning depan rumah
-Karena gua udah bikin kesel sandi, terpaksa gua harus merasakan sensasi naik motor dengan nyawa taruhannya. Pagi-pagi diajakin kebut-kebutan sama dia mah dah biasa buat gua.
-Sampai sekolah, ngeliat mbi sama si fadli yang gua nggak tau apakah mereka nginep disekolah apa nggak. Yang pasti tu anak 2 selalu dateng paling pertama.
-Makan nasi kuning
-Ke kantin, cuci tangan, ngopi, sama ngeliatin orang
-Sampe kelas, udah masuk. Ada Pak Rudy, disindir, dihina, pokonya semuanya.
-Duduk di kursi, disamping alien bernama genjer,pengen nangis...

Itu tadi rutinitas gua di pagi hari. Selalu ketat, nah baru tau kan lo semua, dari pagi tu, gua dah selalu berkutat dengan yang namanya waktu. Padahal, pagi idaman gua itu, cuma simpel macem gini lho :
Bangun-solat subuh di masjid-tadarus-belajar-sar
apan-buang jengkol (Boker-bokeer)-berangkat.
Udah, cuma sesimpel itu...


Sunday, March 29, 2009

Jika kami bicara cinta...

Waktu itu si Isti, minta request gua nulis kehidupan cinta, gue dan kaum gue. Selamat, permintaannya dikabulkan. Gua mau nulis sekarang, tentang cinta di mata kita..

Sebelumnya, gua takut main asal tulis sembarangan. Takut temen2 gua ga terima. Tapi setelah gua tanya, jawaban mereka menggetarkan iman. "Yuadah, gak apa-apa. Tulis aja, biar kita terkenal.." Mmh, dasar, orang kampung!!

Meskipun tampang kita ganteng, macho, urakan, dan ga keurus, tapi yang namanya manusia sob, tetaplah manusia. Kita dilhirkan, dengan kodrat sebagai makhluk sosial, dan yang namanya makluk sosial, pastilah perlu sosialisasi, dan sosialisasi ada banyak macamnya, dan yg menjadi favorit kita adalah, curhat...

Yups, benar guys lo ga salah baca, curhat!!! Kan gua bilang tadi, meskipun tampang2 kita kayak bad boy yg abis diusir dari rumah, tapi perasaan kita kadang selembut kue mochi-mochi. Apalagi kalo kepentok sama masalah, especially about love, kita akan punya kesadaran telepati, yang menuntut kita saling sms apa telepon yg intinya bilang "Ngumpul yu !! Gua mau curhat !!" Dasar, bencong..

Markas kita, bertempat di sebuah daerah di Bekasi yg bernama kampung dua ratus, di suah rumah paling gede sendiri di jalan (jalan apa gang ya..?) Letnan Marsaid, tempat kediamnnya bapak Syarif Sutendi. Di lantai duanya, sambil main PS, biasanya pertemuan 'bencong-bencong cinta' ini akan dibuka, oleh sang tuan rumah, Alvin Gustian Akbar.

Dialah, sang penasihat perkumpulan merah muda ini. Selain karena menghormatinya sebagai tuan rumah, beliau juga secara pengalaman dan keberuntungan jauh mengungguli kita-kita yg masih ingusan. Si monyet satu ini udah mencapai tingkat maestro, setara casanova'nya anak-anak SMA. Dari kedua bibir makluk inilah, saran-saran yg sedikt membantu, dan banyak menipu, muncul.

Sebelum curhat, seperti biasa, pesen makanan dulu sama si bibi. Biasanya gua dan Ginanjar akan memberikan gesture pertanda perut kita minta diisi, dan si Alvin otomatis langsung teriak "BIII, NASI LIMA! BIASA, SATU BANYAKIN NASINYA BUAT SI INDRAA..!!" Satu tips sob, buat lo semua sebelum melakukan ritual yg bernama curhat, biar seru, perut lo semua harus dalam kondisi kenyang, he..

Setelah sekian tahun organisasi cincau ini berdiri, dan eksis, gua bisa menarik kesimpulan, definisi cinta di mata anggotanya. Here they are...

Alvin : Dilahirkan, dengan segala keberuntangan. Semuanya serba cukup. Wanita datang silih berganti, segampang berganti kancut. Lagi mau dapet cewek yg model begini, dia putusin ceweknya yg model begitu. Jomblo baginya itu cuma itungan jari, asik beneeer. Kebetulan gua temennya dia dari SMP, semua sepak terjang dan tindak-tanduknya gua apal banget. Hampir semua mantannya gua kenal. Kalo nggak cantik, ya baik. Bahkan sering keduanya. Kalo lagi dikamar, gua baca komik, dia nelpon cewek. Abis berapa jam, tu telepon dimatiin. Nelpon lagi, nomernya beda. Dan tentu ceweknya beda juga laah. Anjrit, macem pangeran william gayanya. Yaa, tapi itulah dia. Gua banyak pengalaman, dan sifat2 cewek, dari kisah cintanya. Kabar terbaru, dia lagi ngejar2 cewek. Dan Tuhan emang maha adil, karma itu berlaku. Tu cewek nggak berhasil2 dia dapet. Semua jurus cinta yg udah ada di buku catatan para playboy dunia,udah dia kerahkan, tapi hasilnya nihil. Haha, sabar sob, mungkin inilah saatnya lo ngerasin juga yg namanya penolakan, sakit kan?? Sakiiit....
Baginya: Cinta adalah canhel TV. Tak suka acaranya, ambil remote, ganti...!

Ginanjar: Bapak kita yg satu ini, terpenjara oleh sifat cinta yang namanya kesetiaan. Doi setia abis sob, suer tekewer-keweer. Ya meski kadang, dia nyeleweng sama cewek, yang ada di kaset DVD, yg gua pinjemin, bekas beli di depan hero, he... (Sekedar informasi sob, ni anak imannya tipis banget kalo udah dikasih beginian). Pacarnya jauh sob, di Tangerang. Sedangkan rumah ni kangkung, di bekasi jaya. Deket pangkalan koasi 31a samping lapangan PH.Berapa kilometer cinta itu terbentang. Tapi yg namanya long relatoinship, kagak ngepek buat dia. Udeh kebal, kagak ngaruh. Jarak Tangerang-Bekasi, udah kaya dari Bekasi ke Tangerang buat dia (sama aja bencong!!). Pacaranny sih emang rada ekstrim, tapi ya ginilah nasib orang yg kahak laku. Sekalinya ada cewek yg suka, itu juga ga sengaja (Iya kan Rin??), langsung dipertahanin, sekuat tenaga, ha..
Cinta buat dia, adalah 36B. Kurang dari 36B, ya bararti nggak cinta.

Jarot: Hahaha... Ni anak ya, kalo gua boleh memberikan sebuah award, akan gua ganjar dengan sebutan 'COWOK TER-GATAU DIRI 2009'. Sumpah, nia anak biasa banget. Hidupnya lempeng-lempeng aja berbanding lurus dengan uang sakunya. Sekolah diabisin buat ngurusin remed, kadang suka luntang-lantung ga jelas kaya lutung. Tapi seleranya, tipe ceweknya, luar biasa. Dia ga mau dikasih cewek kelas teri. Maunya ikan lumba-lumba. Iyaa, macem prinsip ekonomi gitu. Dengan modal sekecil-kecilnya, menggaet cewek secantik-cantiknya. Ya okelah sebagai kaum pria yg terhormat kita diwajibkan selektif, tapi itu berlaku buar cowok-cowok tajir, tinggi, gede, yg kalo lulus masuknya ITB.Buat dia mah, ada yg suka juga udah sukur mampus. KAdang lagi hoki, ada cewek oke mau pdkt sama dia, ditengah jalan siafat alaynyakeluar otomatis. Ilang filingalh itu si cewek cantik incaran. Rot, rot... Nasibmu nak!!
Cinta di mata Jarot, adalah memparbaiki keturunan. Semakin oke ceweknya, semakin tertolong rupa anak-anaknya.


Pasha: Dia mungkin agak beruntung, inget ya 'agak' beruntung. Selalu ceweknya duluan yg suka sama dia, jadi dia tinggal nembak. Nggak pake spekulasi. Ya karena dia tau si cewek udah suka sama dialah, makanya penambakannya selalu diterima. Puncak prestasinya di dunia percintaan adalah waktu kelas 2. Tapi karena ni anak ngeerasa SMA 4 miliknya, jadi semena-mena. Kalo lagi ada masalah sama sang pacar, bangku kelas ditendang-tendang. Meja dibolak-balik kya martabak telor, yg menyebabkan, sumpah serapah dari penghuni yg lain. Di kelas 3, semua itu berbalik. Mereka putus. Dan teori bahwa pelaku kejahatan terkadang berasala dari orang terdekat, berlaku buat dia. Ditikung sama teman sekelas, yg pastinya rasanya itu sakit bukan main, alias sakit minta ampun (Kayak lagu apa ya??). Mulai melupakan masa lalunya, dia berkelana mencari 'bunga-bunga' lain. Dan sekarang kayaknya lagi aski-asiknya memadu kasih, sama cewek anak 14.
Buat Pasha, cinta adalah segitiga. Selalu segitiga.

Gua: Aduh, ngomongin diri sendiri, jadi malu. Plus nggak enak. Takut dibilang narsis, atau overvalued, terlalu berlebihan menilai diri sendiri. Tapi kalo tau aslinya kisah cinta gua sob, kayaknya gua ga bakal bisa ngebanggain diri. Soalnya kisah gua adalah sekumpulan klimaks doang, yg tak berending. Berlika-liku, tak menentu, dan buntu. Tapi itu dulu... 17 tahun yg lalu, sebelum gua membulatkan tekad, gua bukan homo, dan nggak mau juga jadi homo. Gua mau pacaran, cari cewek. Setealh SMA kelas 3, pecahlah itu semua. Dari kecil gua sih udah suka sama cewek, dari TK malah. Itu normal. Yang ga normal, gua nggak pernah bisa ngutarain tu perasaan. Gua penedem sendiri, nggak gua bagi-bagi. Bahkan gua pernah sampai suka sama cewek selama 3 tahun. Dari SMP kelas 1, sampe kelas 3. Dan baru bisa blang, kelas 1 SMA. Itu juga lewat sms. Setelah digojolk sama teman-teman gua, yg ngasih contoh seperti "Si 'ITU' yg mukanya kayak adonan dibenyek-benyek aja bisa pacaran, masa lo nggak??" Gua niat, tapi ga dapet-dapet juga. Akhirnya gua pasrah, dan menyerahkan segalaya pada waktu. Permainan nasib sob, Tuhan tau tapi menunggu. Pas gua lagi nggak niat, cewek dateng berdatangan dengan sendirinya. Kayak tamu kondangan yg ga diundang, yg niatnya numpang makan doang. Dimulaihalah zaman pencerahan itu. Sekarang, gua sedang ajep-ajepnya membangun rumah tangga sama 'dia yang mirip kristina'. Nggak tau, tarnya gimana, he..
Cinta, buat gua, adalah perasaannya Pak Anto kepada Bu Risma. Setia, serius, dan nggak main-main


Yaps, itulah sekelumit romantika kami selaku pria-pria SMA. Terserah, mau ngambil definisi cinta yg versi siapa. Tapi yg pasti, lo harus tau dulu apa konsekuensinya. Karena segala sesuatu, itu pasti ada ganjarannya. Trust me, i'm man of my word...