Wednesday, July 15, 2020

Bang Tikor


Di tahun 2017, bersama dengan tim produksi tempat saya bekerja, RRI Bandarlampung, saya dan teman-teman membuat sebuah iklan layanan masyarakat yang akan kami sertakan dalam kompetisi ABU (Asia-Pasific Broadcast Union). Temanya sederhana tentang anti korupsi - walaupun korupsi tidak pernah benar-benar menjadi sederhana, berimajinasi akan adanya sosok adikuasa yang piawai berkelahi dalam menghadapi koruptor.

Nama super hero ini adalah Bang Tikor, kepanjangan dari Abang Anti Korupsi. ILM yang kami buat dengan segmentasi anak muda, Bang Tikor diciptakan dengan cita rasa lokalitas yang bertujuan luas: sebagai literasi bagi remaja untuk melihat korupsi sebagai sebuah praktik culas yang tidak sadar sudah terakumulasi.


Singkat cerita ILM ini gagal juara, walaupun sempat masuk nominasi lima besar se-Indonesia. Namun kami, terutama saya pribadi, merasa cukup puas. Menghadirkan sikap optimis, idealisme anak muda yang kangen pada negara dengan masyarakat penuh integritas dan perangai jujur mulia.


Pembaca dapat mendengar iklan layanan masyarakat Bang Tikor di sini.


***

Jauh sebelum Bang Tikor dilantik menjadi pahlawan super pemberantas korupsi, kita tarik lini masa mundur ke belakang dimana sosok khayali serupa juga pernah digagas oleh seorang bernama Friedrich Nietzche dalam konsep filsafatnya: Übermensch.


Kemudian kita bertanya apa yang dimaksud Übermensch? Terdiri dari dua kata: über- artinya ‘di atas’ dan Mensch artinya ‘manusia’. Di dalam bahasa Indonesia, Übermensch seringkali diterjemahkan menjadi: ‘Manusia Atas’ atau ‘Manusia Unggul’ (St. Sunardi, 1999: 94-95).


Übermensch, adalah spekulasi yang Nietzche pertanyakan tentang seseorang yang lebih maju dari zamannya. Singkatnya, seperti apa jenis manusia ideal bagi masa depan? Dia menyimpulkan bahwa Übermensch akan memiliki karakteristik yang menakjubkan dan kadang tidak terduga: mereka akan membuat nilai mereka sendiri.


Übermensch tidak akan bertanya apa yang orang lain kagumi - dan ikuti bersama, mereka akan mengukir jalan mereka sendiri. Übermensch menerima bahwa mungkin perlu menyakiti orang atas nama hal-hal yang lebih besar, sebuah kemampuan kehebatan mereformasi kemanusian.


Übermensch akan menerima penderitaan sebagai komponen penting dari hal-hal yang baik, walaupun kadang mereka sendiri mengerti bahwa kelak akan sulit dimengerti, dan oleh karena itu mereka mungkin sering merasa kesepian. Mereka akan tertarik dengan pengaplikasian praktis budaya untuk meningkatkan mentalitas masyarakat.

Nietzche memperdebatkan, mungkin menjadi hebat akan melibatkan beberapa kualitas yang sedikit mengganggu, juga kehebatan itu berarti menjadi tertarik untuk menyelamatkan umat manusia melalui budaya. Kata Übermensch sendiri berguna untuk membuat kita berpikir tentang menjadi seperti apakah kita akan berkembang.


Dengan inspirasi pemikiran Nietzche, masing-masinhg dari kita harus memiliki perasaan tentang seperti apa kita, jika kita menjadi versi super dari diri kita sendiri saat ini. Gagasan tentang Übermensch membantu kita untuk memperbaiki ambisi kita sendiri.

***
Bang Tikor bisa saja menjadi representasi tentang mimpi banyak orang dari versi diri mereka yang terbaik. Bang Tikor merupakan gagasan sederhana, dikemas melalui budaya populer yang ingin kita tularkan ke dalam benak anak-anak muda dari usia mereka yang paling dini. Dalam sikap setengah sok yakin, Bang Tikor bisa saja menjadi kampanye pencegahan korupsi yang menarik.



Mencegah artinya memperbaiki pondasi. Jika berbicara negara, apalagi kalau bukan golongan mudanya?





Daftar Rujukan

Sunardi, St. 1999. Nietzsche. Yogyakarta: LkiS.