Saturday, May 28, 2011

Apa Kabar Ibu?

Ibu apa kabar?
Udah lama banget kita nggak ketemu
Terakhir dulu, beberapa tahun yang lalu

Aku mau sedikit cerita
Semoga aja Ibu bisa baca
Disana, ditempat Ibu sekarang
Sambil naik kuda yang bisa terbang


Ibu apa kabar?
Cerita pertama tentang Mas Iyo
Akhirnya, dia nikah juga
Setelah sekian lama kita gunjing
Diam-diam, di teras depan setiap malam

Waktu itu, Ibu nanya ke aku
Samar bercampur suara pedagang sate ayam
Ibu bingung menentukan
Pilihan dipanggil nenek, embah atau eyang

Aku jawab eyang,
Karena terkesan seperti nenek yang baik dan penyayang
Ibu suka, bahagia bercampur bangga
Padahal tanpa dipanggil eyang
Semua orang  tahu, Ibu adalah juara satu penyebar sayang

Sebentar lagi, tinggal menunggu sebentar lagi
Ibu akan benar-benar disapa eyang
Mas Iyo bilang istrinya sebentar lagi melahirkan
Ibu tenang aja, baik kok orangnya
Tapi jangan kaget, karena ternyata
Cucu ibu pertama, dia bilang laki-laki juga.

Ibu apa kabar?
Tentang Ari, sekarang dia di Solo
Mau jadi sutradara
Tukang buat film kaya Dedy Mizwar

Jalan pikirnya selalu beda
Semua hal yang dia pegang
Jadi bagus, penuh nilai seni misterius

Otak kanannya berkonspirasi
Dengan tangan kiri, yang dia gunakan sehari-hari
Syarat  seorang maestro estetika
yang siap melegenda

Tapi karena terlalu beda
Jadi ada banyak hal, darinya yang aku belum bisa ngerti
Mungkin nanti, dia punya jawaban sendiri
Tentang segalanya, tentang semua keanehannya.

Ibu apa kabar?
Kalau Cahyo, Ibu nggak usah khawatir
Dia udah nggak sebandel dulu
Jadi dewasa, meski banyak yang belum saatnya
Kerjanya pacaran, smsin anak gadis orang

Enggak tahu kenapa tapi aku percaya sama dia
Waktu ulang tahunnya, aku kasih buku
Negeri lima menara
Cerita tentang anak biasa, yang selalu percaya sama mimpi-mimpinya

Kadang kalau aku tidur bareng dia
Sambil malu-malu dia akan cerita
Posisinya sebagai ketua kelas, yang selalu dikomplain rakyatnya
Dilematis

Sering terpancing, dia cerita tentang cinta pertama
Cinta pertama yang agak terkhianati

Cahyo masih kelas satu menengah pertama
Sedang cewek yang dia suka unggul dua tahun usianya
Cinta dengan kakak kelas adalah cinta yang berat sebelah
Dia memuja, namun tak dibalas dengan sepenuh jiwa
Punya saingan, kompetitor yang tak bisa dilawan
Karena sekeras  apapun juga, Cahyo kalah
Pasti kalah

Kasihan dia, di umurnya yang belia sudah harus berusaha
Berebut perhatian, dengan pria dari negeri seberang
Tampan jumawa
Justin Bieber namanya

Sama kaya aku dulu
Yang selalu cemburu
Setiap dibanding-bandingkan,
dengan Jery Yan pemuda Taiwan

Ibu apa kabar?
Kali ini giliran aku
Coba cerita tentang apa yang aku alamin
Yang pasti belum begitu banyak buat Ibu bangga
Tapi tujuan untuk ke arah itu
Selalu ada dan terus aku pelihara

Umur aku hampir dua puluh
Status mahasiswa, yeiy mahasiswa!
Berlebihan, jadi buat Ibu keberisikan?
Tapi Bu, kalau Ibu tahu perjuangan aku
Berdarah-darah buat sampai dititik ini
Teriak sekencang apa juga, aku yakin Ibu akan izinin.

Ingat janji aku buat sekolah setinggi-tingginya?
Jauh ke negeri-negeri asing,
menuntut ilmu sambil bermain salju di hari Minggu?

Ibu  percaya dan selalu percaya kalau aku bisa
Sinar mata Ibu yang bilang demikian
Aku ngaku, kalau aku mau terus jadi yang nomor satu di depan Ibu
Sesumbar diri sombong sekali

Banyak harapan-harapan Ibu yang masih aku simpan
Di lemari besi, aku susun rapi di tempat yang namanya hati

Ibu curang nggak pernah bilang
Kalau rasa rindu ke Ibu bakalan sesakit ini
Perih, seperti jatuh cinta dengan kekasih orang
Tak terbendung tapi mustahil tersampaikan

Aku rasa segini dulu
Lain waktu kita ngobrol lagi
Nanti aku kabarin,
Tentang anak Mas Iyo
Tentang film Ari yang dapat Oscar
Tentang kemenangan Cahyo akan Justin Bieber
dan tentang aku
Yang selalu kangen sama Ibu

Ibu apa kabar?
Kita harap baik-baik saja