Saturday, August 29, 2009

Civitas Akademika Unila

Civitas akedemika, adalah salah satu hal yang dari dulu gua perjuangkan dengan sangat mati-matian, supaya gua bisa menyandangnya dan menjadi bagian daripadanya kelak. Finally, jadi kenyataan juga. SNMPTN kemarin ngebawa gua jauh melambung ke pulau seberang, Sumtra. Dan di universitas yang katanya sih kampus hijau ini, Unila, gua menjadi civitas akademika-nya dan akan melanjutkan riwayat kependidikan yang nanti rutin akan gua kabarin ke lo semua sob, my faithful reader, tentang semua pengalaman dan apa aja yang gua dapet disini. Gua yakin mungkin juga lo semua juga masih agak asing tentang Universita Lampung ini, karena mungkin ga setenar Harvard atau Nan Yang University, haha..

Rencananya perjalanan akademis gua ini akan menjadi tema dari sekuel film 'Merantau'. Jadi kalo di film Merantau I itu ceritanya orang jago berantem pergi ke Jakarta untuk mencari jati diri, nah di sekuelnya ini agak kebalik. Merantau 2, mengisahkan tentang orang jago ngupil yang pergi ke Sumatra untuk mencari kitab suci. Melanjutkan perjuangan leluhurnya, Jendral Tien feng a.k.a Ti Pat Kai. Hehe…

Kayak orang baru-baru kuliahan kebanyakan, gua pun juga harus melewati sebuah even yang namanya ospek. Ospek dikampus gua dikasih nama PROPTI, kepanjangan apa gitu gua lupa. Dan PROPTI-nya Unila dibuka oleh Gubernur Lampung langsung. Dari semua pidato gombalnya itu, gua cukup tertarik sama salah satu pidatonya tentang rencana pembuatan jembatan selat sunda yang ngabisin dana 100 trilyun. Jadi nanti dari Sumatra ke Jawa orang-orang ga perlu lagi nyebrang pake yang namanya kapal very. Di jembatan itu juga nanti bakalan ada keretanya, pokoknya mewah abis deh. Nggak menutup kemungkinan dibukanya jalur bus way juga. Jadi nanti orang dari Blok M bisa langsung naik bus way ke Palembang atau Padang gitu. Proyek yang sangat dahsyat bukan main… Tapi itu nanti sob, masih tahun 2020. Haha, la wong kata Mama Lauren aja kiamat 2012, tau deh kesampain apa nggak. Kita doakan saja, semoga Michael Jackson masuk surga! Nggak nyambung ya??

Gua sih ga terlalu permasalahin suruh bawa apa yang ribet-ribet sama denger bacotannya senior, karena ternyata jauh lebih dahsyat pas gua MOS di SMA 4. Yang gua masalahin itu cuma rambut sama waktu PROPTI-nya doang. Rambut gua yang kerennya kaya Troy Balton ini, harus dibotak habis 1 centi. Masih tetep kaya Troy Balton sih, tapi versi gudulnya. Hemm…
Terus lagi gua disuruh dateng jam 6 pagi. FYI aja ya ni sob, jarak kampus dari rumah tante gua ( Disini gua tinggal sama tante gua ), itu kaya Bekasi-Jakarta. Disini emang nggak ada macet, jalanannya juga lurus lempeng-lempeng aja. Gua itung-itung jalan ke kampus itu cuma belok 3x doang. Tapi disini bis ngetemnya lama mapus. Jadilah gua harus berangkat habis saur, jadi abis azan subuh, gua harus buru-buru cabut.

Suasana pagi hari disini lumayan enak sih. Udaranya masih asri, pohon-pohon juga masih banyak banget, jadi selama perjalanan enak aja gitu. Dan biasanya satu setengah perjalanan gua itu gua pake buat tidur. Naik bis, mata merem dan ga terasa, voila… Sampe lah gua di terminal Rajabasa, terminal yang katanya banyak copetnya. Habis itu gua ngetrack, langsung nyari ojek.

Gua nulis notes ini di bawah pohon beringin yang gede banget. Dan kayaknya ini bakalan jadi tempat favorit gua buat nulis, cerita-cerita gua selama jadi civitas akademika unila. Haha…
Ciao!

Meski berat, tapi tetep harus gua akuin : Bekasi is my lovely city

Buat semuanya pembaca setia notes gua, atau yang tadinya nggak sengaja baca tapi jadi ikut-ikutan ngikutin juga, setelah sekian purnama, tulisan gua kembali mengudara.

Iya mungkin lo semua ngiranya gua lagi sibuk shooting sinetron kejar tayang, atau ada juga yang ngira gua lagi rekaman buat nyiapin album religi barengan sodara-sodara gua yang tergabung dalam Jonas Brother, terus langsung asyik tur 70 kota sampai-sampai nelantarin lo semua pembaca notes gua yang ternoda. Ga kok sob, gua beneran lagi nggak ada jadwal stripping sinetron akhir-akhir ini. Jonas juga nggak pernah ngeluarin album religi ( Nasyid di Hollywod ga laku sob, haha.. ), itu mungkin kerjannya si Feny Rose aja. Biasa mulutnya dia mah, yang katanya sih 'SETAJAM SILET'. Seru kali ya, nyukur bulu ketek kita yang udah tumbuh bebas dengan lebatnya, pake bibirnya dia, hahaha..

Back to the main topic, serius! Gua nggak pernah sempet nulis lagi kali ini karena sibuk packing barang-barang buat pindah ke kota yang melahirkan banyak band-band sensasional dan pastinya ternama di Indonesia, Lampung ( Jiah gubrak!! ). Setelah sekian liter keringet gua keluarkan buat mati-matian belajar biar tembus PTN, finally jawaban itu hadir juga. Diterima di jurusan favorit gua selama ini, komunikasi, Universitas Lampung, lewat jalur SNMPTN, jalur yang katanya sih lebih sempit dari lobang nyinying ( Anakus Curutus, spesies langka yang sekarang sedang digalakan kelestariannya oleh pemerintah Venezuela ). Yang berdampak, gua harus meninggalkan porak-porandanya suasana khas Bekasi, dan untuk sementara harus rela berhijrah ke provinsi paling selatan di Pulau Sumatra ini.
Banyak banget sob, hal yang harus gua tinggalin. Dari temen, rumah, BTC, angkot 10B (Kendaraan maha setia tempat gua memulai semua cerita ), atap Mall, Inul Vista, XXI, tetangga yang tukang gosipin orang, lapangan bola depan rumah, dan yang paling berat, pacar...

Prosesi pelepasan gua pun, berjalan dengan amat khidmat. Hening sehening pemakaman Lady Day, sedih sesedih film Armagedon. Diawali dengan keputusan cabut sekolah dari ‘My Bala-bala’, kita berdua mutusin ngadain kaya semacam farewell party gitu di Ancol. Di pantai yang menurut survey kedua paling laku setelah Kuta itu ( Survey tersebut asli 100% ngasal, murni buatan gua sendiri soalnya ), gua janji buat kembali lagi. Buat dia, cuma buat dia...

Bekasi bagi gua, lebih dari sekedar apapun. Kota ini lebih romantis dari Paris, lebih seram dari Transylvania, lebih jumawa dari Roma, dan lebih nggak ada matinya disbanding kota apapun di dunia. Karena disanalah, gua dibesarkan, gua belajar, gua main, menemukan cinta serta menemukan apa hakikat hidup yang sesungguhnya.

Bekasi, akan terasa ga nyaman jika dihuni. Namun ketidaknyamanan itu lebih-lebih akan lo rasain, jika lo udah pergi, dan ga tinggal disana lagi...