Wednesday, October 21, 2009

The Legend of Batu Putu

"Alkisah, di sebuah daerah antah berantah yang bernama Lampung, tepatnya di sebuah desa perbukitan yang apa itu lupa gua namanya ( Naratornya amnesia ), terdapat sebuah air terjun keramat yang bernama Batu Tegi. Konon ( Eits jangan dibalik !! ), air terjun itu adalah air terjun suci. Tempat paling kongkow bagi bidadari mengaji, eh salah, bagi bidadari mandi. Masyarakat sekitar percaya, bahwa disana manusia tidak akan dapat melakukan perbuatan dosa, sekecil apapun itu. Jika pun bisa, balasannya akan terasa tanpa harus menunggu lama. Dan legenda itu, masih terasa kebenarannnya, sampai sekarang..."

Hari itu gua ada kuliah pagi, tapi pas saur mata udah tinggal sekejap. Makan aja gua lakukan nggak pake ngeliat, sakti banget kan ?!? Selesai saur gua langsung pamitan sama dunia, tidur sebentar nggak pake solat subuh. Dan mulai dari situlah azab-Nya dipertunjukan ke gua dengan amat terstruktur, dan teratur.

Bangun-bangun gua lansung terbelalak, melakukan prosesi bangun tidur paling antik sedunia : celingak-ngeden-celinguk-n
geden. Persis kaya orang habis kena cipok monyet kampung betina. Buru-buru gua liat jam, "ASTAJIM, UDAH JAM 7! MAMPUS, TELAT DAH GUA KULIAH…!" Bukannya langsung mandi, tapi gua malah melakukan tindakan maha bencong : BERCERMIN! Sekeadar cuma mau mastiin doang sih, masih ganteng apa nggak ni muka, haha…

Abis mandi, gua ke kamar si Ari sebentar. Gua terkejut, terpukau, dan tak habis pikir. Dia masih tidur, dengan headset nyangkut di kuping. Tampangnya sok polos, nggak ngerasa dia masih anak SMA yang harusnya jam segini aturan udah duduk manis di sekolah. Sebagai kakak yang baik dan penyayang, dia gua tendang…

"EH GOBLOK, LO NGGAK SEKOLAH APA??" Halus sekali, gua nasihati dia.
"Lo kenapa nggak bangunin gua sih mas?!?" Bahasa nasional orang-orang yang kesiangan. Lagu lama…
"Ya emang lo pesen sama gua? Gua aja juga kesiangan, udah cepet, anterin gua ke ke halte. Gua mau kuliah…" Senioritas, emang berlaku dimana-mana.
"Yaudah cepet keluarin motor, gua pake seragam dulu…"
"Lo pake seragam? Lo mau masuk? Jam segini??"
"Nggak, udah kemana ajah. Yang penting nggak diomelin Bulek"
"Gimana kalo lo anterin gua sekalian sampe kampus ajah? Habis itu terserah lo mau ngapain, gimana?
"Yaudah…"

Berangkatlah kita berdua, sepasang kakak adik dengan visi yang sama : sama-sama bejat!

Singkat cerita, gua udah kelar kuliah. Sialan, udah jauh-jauh dosennya nggak ada. Beberapa temen gua, inisiatif ngajak jalan-jalan. Katanya di deket UNILA ada air terjun lumayan keren. Mereka nggak sadar, udah menyentuh sisi jiwa adventure gua. Nggak pake banyak cincong, berang-berang megang tongkat, BERANGKAAT…!!!

Kita kesana bersembilan. Gua, Dendi, Anju, Ikol, Tojo, Pa'de, Luke, Ardi, sama si Ari. Tempatnya seru, agak tersembunyi gitu, dan yang pasti ni tempat cocok banget buat lo semua, yang pengen punya betis bercabang dua. Sumpah sob, tanjakannya cugil, curam gilaaa…

Sampai sana kita menangkap basah, pasangan yang kayaknya bakalan mandi basah. Tempatnya sih emang sepi, sepi banget malah. Cocoklah buat lo-lo pada yang rindu akan tempat wisata yang plus lokalisasi. Nggak tau kenapa, tu orang dua pas kita dateng langsung buru-buru balik. Mungkin emang bener, mitos ni tempat emang nggak boleh buat maksiat..

What a beautiful day…!! Melajulah pulang dua orang kakak beradik berkendara motor dengan euforia kebahagiaan sederas air terjun. Sang kakak, bahagia karena birahinya akan tempat wisata murah meriah telah terpenuhi. Sedang sang adik, beranggapan sudah dalam situasi aman dan bebas dari rasa bersalah bolos sekolah. Namun, sayangnya mereka lupa akan mitos air terjun keramat itu. Mereka tidak tahu, pepatah simpan bangkai, memang benar demikian adanya.

Sampai rumah kita beperilaku seperti nggak ada apa-apa. Semuanya normal berjalan seperti biasa. Sampai pada saat, salah satu sifat alamiah gua, yaitu bego, muncul..

Foto-foto di air terjun tadi, langsung gua bluetooth ke laptop. Nah tu laptop gua tinggal meleng sebentar, ke WC karena ada hajat yang harus gua tunaikan cepet-cepet. Pas lagi klimaks, gua denger nama gua didengungkan. Mampus, feeling gua nggak enak…

Om gua, berhasil menangkap basah pelajar yang tersangka bolos sekolah dengan bukti sangat otentik. Yaitu beberapa jumlah foto yang didalemnya ada gambar Ari yang ikut-ikutan pose, lengkap dengan seragam SMA kebesarannyaa. Gua diproses, dengan adat-istiadat kepolisian. Sebagai praduga yang tak bersalah, pertama belain diri dulu, niatnya sih mau belain Ari juga, tapi keadaan yang ga memungkinkan gua untuk melakukan perbuatan terpuji itu. Sorry Ri, gua ga bisa jadi kakak yang baik. Disaat kedesek, gua malah bilang : "Aku sih udah nasehatin, tapi emang Ari nya aja Om yang ngeyel.."

Hasil akhir, tetep Ari yang jadi tersangka utama yang hukumannya itu seminggu nggak boleh bawa motor, plus dikucilkan dalam rumah, plus dapat gelar baru dari Om gua "Jack si Pengembara".
Satu hal yang gua sukurin, kita berdua nggak jadi dipenjara. Tadinya udah sempet scare aja, karena Om sama Tante gua bisa dibilang polisi yang amat piawai menjaga profesionalitas. Mereka nggak perduli, walaupun itu keponakan sendiri. Bagi mereka yang amat menjunjung tinggi arti pendidikan, cabut sekolah adalah kejahatan yang setara dengan Bom Bali 2 ( Berlebihan… )

Dan legenda itu bernama, 'Legenda Batu Putu'...

No comments:

Post a Comment