Wednesday, January 28, 2009

Pe-de gua, entah kenapa mendadak lenyap.

Simak ui bentar lagi, dikelas gua ipa 2 nan geblek, tiba2 mendadak belajar semua. Seolah besok adalah hari kematian mereka semua. Bahkan si ginanjar, ga tau kemasukan setan profesor mana, saban hari bawaanya soal2 matematika. Bahkan prakiraan gua, tua anak lebih baik ga makan nasi uduk 14 bulan deh, ketimbang ga ngotak-atik vektor atawa integral. Alhamdulillah lah, seenggaknya teman gua yg satu ini, percaya bahwa masa depan yg cerah, ga dateng gitu aja, alias harus ada usaha dulu.

Gua, mencoba mengikuti trend yg lagi hapening banget itu. Now, study is my midlle name. Dimana-mana gua prioritaskan untuk baca. Bahkan, demi cita-cita gua menjadi seorang diplomat yg lihai -yg mana gua harus ngambil program IPS- gua rela-relain ngejar2 para sosialis2 muda yg hidupnya damai nian tidak terkira itu, memohon belas kasih mereka, untuk diajarin, sejarah, geografi, dan ekonomi.
Namun, gua ditolak abis-abisan. Yang ada malah kecaman serta hujatan. Ex: "Indra Julianta yg tampan rupawan, gua bilangin ya sama lo, GA USAH SOK2AN MAU IKUT TES IPS, LO SECARA LANGSUNG UDAH MENGURANGI JATAH KAMI PARA ANAK IPS. LAGIAN, GAYA2AN SIH LO MASUK IPA SEGALA. NGGAK KUAT APA LO TES DI TEKNIK, DOKTER, ATAU APALAH GITU. GUA GA MAU NGAJARIN LO..!!!"
Begitulah sodara-sodara. Stelah begitu banyak dihina, diremehkan, dinomor duakan, dan di cap penjahat sekolahan, mereka membalas menyerang kami, para kaum intelektual, anak2 IPA yg mau masuk IPS. Saat ini, bola ada ditangan mereka.

Memang, pada dasarnya gua juga seorang sosialis tulen. Tapi, tuntutan keluarga dan masa depan, mengharuskan gua membuat pilihan untuk masuk ke dalam dunia sains. Tapi, penyesalan gua sekarang, apalah artinya. Kalau gua masih ingin melihat diri gua besar nanti, menjadi duta besar Indonesia untuk Amerika, gua harus "nge-track" abis, belajar ips.

Nah permasalahnnya, kapasitas otak gua, segitulah ala kadarnya. Yang Maha Tinggi, mungkin tau gua akan sesombong apa jika dikasih volume otak yg lebihan dikit. Segini aja,gua tengilnya tiada sangka. Biarin lah, itu rahasia-Nya.

Kayaknya pekerjaan gua akan jauh lebih berat dari yang gua kira. Kaya ni hari, ulangan fisika gua blank. Stupidnya lagi, ketauan ngebet. Pas ulangan prektek MTK, podo wae. Goblok gua masih ga mau lepas. Sebenernya gua bisa ngerjain, tapi karena demam panggung, tiba2 semuanya buyar.
Entah kenapa, kepercayaan diri yg selama ini gua agung-agungkan, mendadak lenyap, dan UI rasanya makin jauh aja...

No comments:

Post a Comment