Saturday, August 29, 2009

Meski berat, tapi tetep harus gua akuin : Bekasi is my lovely city

Buat semuanya pembaca setia notes gua, atau yang tadinya nggak sengaja baca tapi jadi ikut-ikutan ngikutin juga, setelah sekian purnama, tulisan gua kembali mengudara.

Iya mungkin lo semua ngiranya gua lagi sibuk shooting sinetron kejar tayang, atau ada juga yang ngira gua lagi rekaman buat nyiapin album religi barengan sodara-sodara gua yang tergabung dalam Jonas Brother, terus langsung asyik tur 70 kota sampai-sampai nelantarin lo semua pembaca notes gua yang ternoda. Ga kok sob, gua beneran lagi nggak ada jadwal stripping sinetron akhir-akhir ini. Jonas juga nggak pernah ngeluarin album religi ( Nasyid di Hollywod ga laku sob, haha.. ), itu mungkin kerjannya si Feny Rose aja. Biasa mulutnya dia mah, yang katanya sih 'SETAJAM SILET'. Seru kali ya, nyukur bulu ketek kita yang udah tumbuh bebas dengan lebatnya, pake bibirnya dia, hahaha..

Back to the main topic, serius! Gua nggak pernah sempet nulis lagi kali ini karena sibuk packing barang-barang buat pindah ke kota yang melahirkan banyak band-band sensasional dan pastinya ternama di Indonesia, Lampung ( Jiah gubrak!! ). Setelah sekian liter keringet gua keluarkan buat mati-matian belajar biar tembus PTN, finally jawaban itu hadir juga. Diterima di jurusan favorit gua selama ini, komunikasi, Universitas Lampung, lewat jalur SNMPTN, jalur yang katanya sih lebih sempit dari lobang nyinying ( Anakus Curutus, spesies langka yang sekarang sedang digalakan kelestariannya oleh pemerintah Venezuela ). Yang berdampak, gua harus meninggalkan porak-porandanya suasana khas Bekasi, dan untuk sementara harus rela berhijrah ke provinsi paling selatan di Pulau Sumatra ini.
Banyak banget sob, hal yang harus gua tinggalin. Dari temen, rumah, BTC, angkot 10B (Kendaraan maha setia tempat gua memulai semua cerita ), atap Mall, Inul Vista, XXI, tetangga yang tukang gosipin orang, lapangan bola depan rumah, dan yang paling berat, pacar...

Prosesi pelepasan gua pun, berjalan dengan amat khidmat. Hening sehening pemakaman Lady Day, sedih sesedih film Armagedon. Diawali dengan keputusan cabut sekolah dari ‘My Bala-bala’, kita berdua mutusin ngadain kaya semacam farewell party gitu di Ancol. Di pantai yang menurut survey kedua paling laku setelah Kuta itu ( Survey tersebut asli 100% ngasal, murni buatan gua sendiri soalnya ), gua janji buat kembali lagi. Buat dia, cuma buat dia...

Bekasi bagi gua, lebih dari sekedar apapun. Kota ini lebih romantis dari Paris, lebih seram dari Transylvania, lebih jumawa dari Roma, dan lebih nggak ada matinya disbanding kota apapun di dunia. Karena disanalah, gua dibesarkan, gua belajar, gua main, menemukan cinta serta menemukan apa hakikat hidup yang sesungguhnya.

Bekasi, akan terasa ga nyaman jika dihuni. Namun ketidaknyamanan itu lebih-lebih akan lo rasain, jika lo udah pergi, dan ga tinggal disana lagi...

2 comments:

  1. balik aja kebekasi.. ngapain kelampung ntar diseruduk gajah..haha

    ReplyDelete
  2. monyet! di bekasi mau jadi apa gua? haha...

    ReplyDelete