Friday, April 23, 2010

Pintu Terlarang

 "Wanita, dipuja karena hatinya..."

***

Gua suka banget nonton film. Bagi gua film adalah representasi sebuah kehidupan. Selain nilai enterteining, ada nilai-nilai moral yang memperkaya khazanah bagi gua yang notabene adalah seorang yang gila banget akan sebuah pengalaman. Dan melalui film, gua dapatkan itu semua.

Kalau ada orang yang tanya film apa sih Ndra yang menurut lo paling berkesan? Aduh sumpah banyak banget. Malah hampir semua film yang habis gua tonton itu semuanya berkesan. Jujur gua itu tipe orang yang kalau habis nonton film, nggak tau kenapa jika kira-kira ada satu hal yang inspiratif, langsung coba gua praktikan. Contohnya waktu kecil, waktu Titanic lagi booming, gua pengen banget berdiri di geladak kapal, terus teriak "I'M KING OF THE WORLD...!!" Terus lagi waktu habis nonton Armagedon, gua langsung berusaha mati-matian gimana caranya bisa ke bulan. Itu masih mending, nggak terlalu ngerepotin, karena ada satu film yang bikin gua terinspirasi gila, tapi bingung gimana cara ngikutinnya. Film itu judulnya 'Planet of The Apes', dan saking tergila-gilanya, gua pengen jadi monyet.

Yah itu tadi sedikit intermezzo dari gua. Ngomongin film apa yang paling berkesan, gua sekarang mau cerita tentang salah satu film yang kesannya dalam banget, karena film ini yang memegang rekor sebagai film paling mahal yang pernah gua tonton. Untuk bisa menyaksikannya, harus ditukar dengan satu unit sepeda motornya Mei. Karena mau nonton film inilah gua harus merayakan tahun baruan di kantor poolisi, yang mau tau gimana kejadiannya, baca lagi Percayalah, Tak Ada Tahun Baru Sehitam Ini !

Untungnya, harga mahal itu sebanding dengan kualitas yang disajikan film ini. Gua sebelumnya udah sering denger referensi dari para kritikus, kalau film ini hollywood minded. Itu terbukti dengan banyaknya gelar yang di dapat. Sekedar info aja film ini itu adalah adaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama, dan bukunyapun ramai dibicarakan juga. Pemain utamanya Fachri Albar yang diduetkan dengan pacarnya sendiri, Marsha Timothy. Pasangan paling buat iri sedunia. Cowoknya ganteng, dan ceweknya sexy abis!

Straight to the point, gua akan review sedikit tentang film ini. Menceritakan sang tokoh utama, Gambir yang bekerja sebagai seorang pematung. Untuk ukuran seorang seniman, dia bisa dikatakanlah sebagai seniman yang udah sukses, denga kehidupan yang perfect. Karya-karyanya selalu laku terjual dengan harga yang mahal, mempunyai istri cantik dan pintar (kombinasi yang gua cari-cari selama ini, is it you girl?), Ibu yang selalu mendukung semua keputusannya, dan juga sahabat-sahabat yang nggak lelah memberikan support.

Hidup Gambir teramat bisa dibilang sempurna dengan semua hal yang dimilikanya tersebut. Begitulah publik menilai dia. Tapi sayangnya semua itu, 'njas prom ndhe kafer'.

Gading sendiri menjalani semua kehidupannya dengan sangat 'ogah-ogahan'. Dia merasa semua ini nggak real, ada sebuah kebohongan dibalik ini semua. Hidup sempurna yang dimilikinya itu palsu, tapi dia nggak pernah tahu, kenapa dia bisa sampai merasakan itu.

Sampai pada suatu ketika, satu persatu rahasia kesempurnaan hidupnyanya terungkap. Jadi Gambir ini adalah pematung dengan spesialisasi patung ibu hamil. Yang membuat karyanya berbeda, adalah patung-patung tesebut seolah mempunyai jiwa. Seperti seorang yang sedang mengandung betulan. Itulah yang membuat para penggemarnya terkagum-kagum, ada sebuah kehidupan di dalam patung-patungnya.

Sebuah kehidupan itu, memang benarlah adanya. Jadi, Gambir memang memasukan satu bahan yang sangat ia rahasiakan. Bahan yang membuat karya-karyanya serasa berbeda, yakni janin bayi hasil aborsi. Itulah yang membuat Gambir resah, karena ia merasa bersalah dengan memasukan janin-janin itu pada patungnya. Beberapa kali ia memutuskan untuk berhenti, tetapi kurator seni yang biasa memasarkan karya-karyanya mengancam Gambir jika dia sampai berhenti mematung. Kurator itu bilang dia akan membeberkan semua rahasia yang ada dalam patung-patung itu, kepada publik.

Disaat limbung, satu pil pahit harus ia telan lagi. Istrinya yang selama ini menjadi orang yang menjadi kreator dibalik semua kesuksesannya, serta ibu yang selalu mendukungnya, ternyata adalah dalang dari semua kegundahannya selama ini. Ia mendapati fakta bahwa Istrinya berselingkuh dengan 'teman-teman dekatnya'. Dan yang menyuruh istrinya berselingkuh itu adalah ibunya sendiri, dikarenakan Gambir divonis mandul karena setelah sekian lama tidak bisa menghasilkan keturunan.

Ditambah lagi ternyata yang membocorkan rahasia janin dalam patungnya itu adalah sang istri, membuat Gambir makin marah menjadi-jadi. Ternyata benar selama ini memang dia habis-habisan dibohongi. Akhirnya, di puncak emosi Gambir mendesign sebuah acara makan malam. Yang nantinya, akan menjadi acara makan malam terakhir untuk Istri, Ibu, kurator seni, serta sahabat-sahabat karibnya.

Endingnya (Sorry, now i'll be a spoiler, hehe...), dengan diiringi alunan musik Jazz, Gambir mengeksekusi orang-orang yang telah membohonginyanya itu satu-persatu. Dan ini sampai sekarang menjadi adegan pembunuhan favorit gua, penuh darah dan sangat elegan. Satu tindakan yang gua kira tepat, untuk sebuah pengkhianatan.

***

Waktu nonton film ini, gua nggak pernah nyangka kelak suatu saat akan mengalami hal yang sama, seperti yang dialami Gambir. Esensi sebuah pengkhianatan itu benar-benar gua rasakan, dan gua tahu banget rasa sakitnya itu kaya gimana.

Pasangan yang selama ini memajang senyuman selebar surga di depan kita, ternyata punya sampah busuk yang disembunyiin. Nggak tau apa, aroma itu suatu saat pasti akan kecium, mau sepintar apapun dia nyimpennya.

Gua nggak akan pernah punya respect dengan orang yang nggak menghargai arti pentingnya suatu hubungan. Jijik aja liatnya, sama orang yang punya pikiran kalau punya pacar lebih dari satu itu adalah hal yang keren. Apa sih salahnya jadi orang setia? Kalau emangnya nggak cocok lagi tinggal bilang, tinggal putus, simple kan?

Kalau ketemu orang kaya gini, sempet kepikir eksekusi ala Gading mungkin jadi hal yang seru banget buat dilakuin. Tapi untung, gua nggak setega itu. Cukup ngasih sedikit pelajaran aja, kalau seorang wanita, nggak sepatutnya bertindak seperti itu.

2 comments:

  1. udah baca bukunya belum?
    lebih mantab lho.

    ReplyDelete
  2. belum mmbak, iya penasaran juga baca bukunya.
    pasti lebih seru ya?
    nanti deh di cari, thanks ya rekomendasinya.

    ReplyDelete