Friday, April 19, 2013

Kembali

Hai, apa kabar semuanya?

Gua Indra Julianta, seorang yang udah lama nggak tau caranya punya waktu buat menulis lagi.
Menulis yang bisa bahagiain diri sendiri, orang-orang, debu jalanan, tukang koran, pelayan KFC, penjual DVD bajakan, penjual DVD asli, padi di sawah, jerawat mau pecah, jagung di ladang, dan bahkan tentara perang Suriah.

Mendadak nggak punya hasrat. Menulis karena hati ingin menulis.

Sibuk baca, sibuk kuliah, sibuk siaran, sibuk di jalan, sibuk yang disibuk-sibukin dan apapun alasan sibuk yang selalu gua buat sendiri nggak berhenti-berhenti. Sambil merasa puas akan segala pencapaian, sama mimpi-mimpi yang padahal baru setengah jadi.

Banyak sesuatu yang gua lewatkan begitu saja tanpa satupun mengabadikannya dalam sebuah tulisan. Paling-paling up date lewat Twitter. Habis itu, ngerasa jadi orang paling chessy sedunia dan sekonstelasi alam semesta. Dude, twitteran adalah aktifitas yang kadang buang waktu dan kelewat useless. Cowboy Junior juga bisa, tanpa harus menunggu bidadari jatuh dari surga di hadapanmu, eeeeaaa.

One of the most author that i adore Pramoedya Ananta Toer, menulis dalam salah satu bukunya yang isinya,
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." (Mama, 84)
Orang yang menulis akan disayangi oleh orang lain, lebih dari siapapun. Menulis adalah sebuah perjalanan jiwa, sebuah pencarian akan spiritualitas yang rindu akan kodratnya, merdeka. Nggak ada harga yang bisa membayar pikiran-pikiran bebas, kepuasan tanpa batas, dan rasa bangga karena orang-orang berubah karena sebuah cerita, yang ditulis pada malam menjelang pagi, dan dibuat dari hati untuk hati.

Gua mau menjadi anak kampung yang ceritanya diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Andrea Hirata. Bermimpi menjadi Alan Lightman, menulis dengan bahasa sains, kimia, atau entah itu fisika. Bahkan di cap gila macam Paulo Coelho juga nggak apa-apa, tapi setiap tahunnya selalu dicalonkan sebagai predikat juara nobel sastra. Aah, indahnya hidup mereka. Abadi dalam buku-buku yang mereka tulis, bersampul cover dibuat dengan inspirasi visual hadiah dari selera seni yang tinggi, nggak lupa dibawahnya tertera seruan orang-orang beken menyuruh untuk membaca dan beli buku tersebut banyak-banyak.

It's been a long time i'm not write anything. Rasanya kaya lagi datang ke resepsi pernikahan sendirian. Tetap berjalan, tapi hati nggak bisa dibohongin karena akan selalu merasa ada yang kurang.

Sampai ketemu di postingan selanjutnya, jangan lupa bahagia.